Pengemasan Bibit Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) Hasil Kultur Jaringan untuk Mempertahankan Mutu Selama Periode Transportasi
Abstract
Kendala dari pendistribusian bibit nanas ke berbagai daerah di Indonesia
adalah jarak yang cukup jauh dan banyak wilayah Indonesia yang terdiri dari
pulau-pulau. Transportasi bibit jarak jauh idealnya memerlukan teknik
pengemasan yang dapat menjaga mutu bibit, praktis, ringan, dan ekonomis.
Penelitian ini bertujuan mempelajari teknologi pengemasan bibit Nanas (Ananas
comosus (L.) Merr.) hasil kultur jaringan untuk mempertahankan mutu selama
periode transportasi. Penelitian disusun menggunakan Rancangan Kelompok
Lengkap Teracak (RKLT) dengan dua faktor, yaitu jenis media dan kemasan.
Faktor pertama adalah jenis media dengan taraf perlakuan tanpa cocopeat,
cocopeat 50 g + 100 ml air + fungisida Mankozeb 80%, cocopeat 100 g + 200 ml
air + fungisida Mankozeb 80%, sedangkan faktor kedua adalah kemasan dengan
taraf perlakuan strimin rangkap satu, strimin rangkap dua, dan strimin rangkap
tiga. Periode transportasi dilakukan sebanyak dua kali (pulang-pergi) dengan rute
Bogor-Solo-Bogor selama 252 jam 33 menit dengan 135 jam 20 menit dalam
kendaraan menggunakan jasa ekspedisi (non stasioner) dan 117 jam 11 menit
dalam ruangan (stasioner). Pengemasan bibit nanas menggunakan strimin, media
cocopeat, maupun tanpa cocopeat mampu mempertahankan mutu bibit selama
proses transportasi. Semua perlakuan mampu mempertahankan bobot bibit dengan
baik dengan nilai persentase susut bobot bibit perkemasan yang rendah. Dalam
aplikasinya, pengiriman tanpa cocopeat merupakan metode terbaik dalam segi
efisiensi pengiriman karena memiliki total bobot perkemasan lebih rendah
dibandingkan kemasan dengan cocopeat 50 g dan 100 g. Semua perlakuan tidak
berpengaruh terhadap penurunan kandungan klorofil daun. Kombinasi cocopeat
50 g dan 2 lapis strimin merupakan perlakuan terbaik untuk produsen bibit dan
petani karena dapat mempertahankan mutu bibit nanas dalam meminimalisir
kerusakan selama transportasi, mempertahankan kesegaran bibit selama proses
pemulihan pada minggu ketiga, serta kecepatan tumbuh bibit nanas. The problem with the distribution of pineapple seedlings to various regions
in Indonesia is that it is quite a long distance and many parts of Indonesia consist
of islands. Ideally, long-distance seedlings transportation requires a packaging
techniques which can maintain the quality of seedling, practical, lightweight and
economical. This research aims to study the packaging technology of the tissue
cultured pineapple (Ananas comosus (L.) Merr.) Seedlings to maintain quality
during transportation period. This research was arranged in a Randomized
Complete Block Design (RCBD), with two factors, which are the type of media
and packaging. The first factor is media i.e.: without cocopeat, cocopeat 50 g +
100 ml water + Mankozeb fungicide 80%, cocopeat 100 g + 200 ml water +
Mankozeb fungicide 80%, while the second factor is packaging technique, i.e.:
single strimin, double strimin, and triple strimin. Transportation was carried out
twice (round trip) through Bogor-Solo-Bogor route in 252 hours 33 minutes with
135 hours 20 minutes in transportation (non stationary) and 117 hours 11 minutes
days in the room (stationary). The packaging of pineapple seedlings with strimin,
cocopeat media, or without cocopeat can maintain the quality of the seedlings
during the transportation period. All treatments can maintain the weight of the
seedlings properly with low persentage of weight loss. In its application,
transportation without cocopeat is the best treatment for its shipping efficiency
due to having a lower total package weight compared to packages with 50 g and
100 g cocopeat. All treatments show no effect on reducing the leaves chlorophyll.
The combination of 50 g of cocopeat and 2 layers of strimin is the best treatment
for seedlings producers and farmers, it can maintain the quality of pineapple
seedlings in minimizing damage during transportation, maintaining freshness of
seedlings during the recovery process in the third week, and promoting rapid regrowth of pineapple seedlings.