Show simple item record

dc.contributor.advisorNurjaya, I Wayan
dc.contributor.advisorGaol, Jonson Lumban
dc.contributor.authorHeltria, Septy
dc.date.accessioned2021-01-11T00:37:38Z
dc.date.available2021-01-11T00:37:38Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/105211
dc.description.abstractMedan temu kekeruhan (MTK) merupakan area temu kekeruhan yang berbeda yang terbentuk dari transisi antara aliran air tawar yang kaya dengan endapan tersuspensi dan air laut sehingga terlihat seperti dua massa air yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi medan temu kekeruhan di Estuari Sungai Musi Banyuasin, (2) Menganalisis dinamika faktor pembentuk medan temu kekeruhan, dan (3) Menganalisis distribusi spasial medan temu kekeruhan. Penelitian ini dilaksanakan di Estuari Musi Banyuasin (EMB) pada 21 stasiun yang tersebar di Estuari Sungai Musi, Estuari Sungai Telang dan Estuari Sungai Banyuasin pada tanggal 1-10 September 2016. Model hidrodinamika dan model sebaran kekeruhan 3D dibangun untuk mengGambarkan kondisi aliran di wilayah kajian. Distribusi secara spasial dan temporal juga dianalisis menggunakan pendekatan teknologi pengindraan jauh. Citra satelit yang digunakan adalah citra Landsat 8 dengan tanggal akuisisi 20 Juli 2017 dan 12 Agustus 2018. Estuari Musi Banyuasin memiliki tipe pasang surut tunggal (diurnal) dengan bilangan Formzhal 3.06 dengan rentang pasang surut (tidal range) pada saat pasang perbani (neap tide) yaitu 1.07 m hingga 2.03 m saat pasang purnama (spring tide). Validasi model hidrodinamika menggunakan nilai verifikasi rata-rata kesalahan relative (mean relative error/ MRE) yaitu 30.74% yang berarti hasil model cukup mengGambarkan kemiripan kondisi hidrodinamika di wilayah kajian. Salinitas di EMB maksimum mencapai >30 PSU dengan tipe Estuari partially mix. Sebaran dari Estuari menuju laut membentuk gradien salinitas yaitu dimulai pada 19.31 km dari Mulut Estuari saat MSL menuju pasang. Sebaran salinitas semakin jauh saat MSL menuju surut hingga 21.75 km untuk mencapai salinitas Estuari maksimum. Sebaran vertikal salinitas menunjukan stratifikasi pada lapisan massa air yaitu salinitas tinggi berada pada lantai dasar yang kemudian semakin rendah di permukaan. Sebaran kekeruhan saat pasang mencapai 16.20 km dari mulut Estuari dan kemudian semakin meningkat saat surut terendah yaitu 18.87 km (neap tide). Saat kondisi spring tide sebaran kekeruhan saat surut terendah mencapai 18.20 km. Pola distribusi salinitas pada spring tide dan neap tide berbanding lurus dengan sebaran kekeruhan, yaitu saat surut terendah sebaran salinitas dan kekeruhan ke laut lebih jauh. Kondisi surut terendah saat neap tide adalah waktu sebaran kekeruhan dan salinitas semakin jauh menuju laut. Sebaran vertikal kekeruhan tidak menunjukan adanya perubahan signifikan terhadap kedalaman. Analisis citra Landsat yang telah dikonfirmasi oleh model kekeruhan menunjukkan posisi MTK terbentuk pada rentang konsentrasi kekeruhan 40-50 FTU. Hasil simulasi model dan citra memiliki pola yang sama yaitu jarak terjauh yang terbentuk pada saat surut terendah dalam kondisi neap tide yaitu 14.87 km (model) dan 15.56 km (satelit).id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcMarine scienceid
dc.titleDinamika Medan Temu Kekeruhan Massa Air di Estuari Musi Banyuasin.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordEstuari Musi Banyuasinid
dc.subject.keywordkekeruhanid
dc.subject.keywordmedan temu kekeruhanid
dc.subject.keywordmodel hidrodinamikaid
dc.subject.keywordsalinitasid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record