Dinamika Medan Temu Kekeruhan Massa Air di Estuari Musi Banyuasin.
View/ Open
Date
2020Author
Heltria, Septy
Nurjaya, I Wayan
Gaol, Jonson Lumban
Metadata
Show full item recordAbstract
Medan temu kekeruhan (MTK) merupakan area temu kekeruhan yang
berbeda yang terbentuk dari transisi antara aliran air tawar yang kaya dengan
endapan tersuspensi dan air laut sehingga terlihat seperti dua massa air yang
berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi medan temu kekeruhan
di Estuari Sungai Musi Banyuasin, (2) Menganalisis dinamika faktor pembentuk
medan temu kekeruhan, dan (3) Menganalisis distribusi spasial medan temu
kekeruhan. Penelitian ini dilaksanakan di Estuari Musi Banyuasin (EMB) pada 21
stasiun yang tersebar di Estuari Sungai Musi, Estuari Sungai Telang dan Estuari
Sungai Banyuasin pada tanggal 1-10 September 2016. Model hidrodinamika dan
model sebaran kekeruhan 3D dibangun untuk mengGambarkan kondisi aliran di
wilayah kajian. Distribusi secara spasial dan temporal juga dianalisis menggunakan
pendekatan teknologi pengindraan jauh. Citra satelit yang digunakan adalah citra
Landsat 8 dengan tanggal akuisisi 20 Juli 2017 dan 12 Agustus 2018.
Estuari Musi Banyuasin memiliki tipe pasang surut tunggal (diurnal)
dengan bilangan Formzhal 3.06 dengan rentang pasang surut (tidal range) pada saat
pasang perbani (neap tide) yaitu 1.07 m hingga 2.03 m saat pasang purnama (spring
tide). Validasi model hidrodinamika menggunakan nilai verifikasi rata-rata
kesalahan relative (mean relative error/ MRE) yaitu 30.74% yang berarti hasil
model cukup mengGambarkan kemiripan kondisi hidrodinamika di wilayah kajian.
Salinitas di EMB maksimum mencapai >30 PSU dengan tipe Estuari
partially mix. Sebaran dari Estuari menuju laut membentuk gradien salinitas yaitu
dimulai pada 19.31 km dari Mulut Estuari saat MSL menuju pasang. Sebaran
salinitas semakin jauh saat MSL menuju surut hingga 21.75 km untuk mencapai
salinitas Estuari maksimum. Sebaran vertikal salinitas menunjukan stratifikasi pada
lapisan massa air yaitu salinitas tinggi berada pada lantai dasar yang kemudian
semakin rendah di permukaan.
Sebaran kekeruhan saat pasang mencapai 16.20 km dari mulut Estuari dan
kemudian semakin meningkat saat surut terendah yaitu 18.87 km (neap tide). Saat
kondisi spring tide sebaran kekeruhan saat surut terendah mencapai 18.20 km. Pola
distribusi salinitas pada spring tide dan neap tide berbanding lurus dengan sebaran
kekeruhan, yaitu saat surut terendah sebaran salinitas dan kekeruhan ke laut lebih
jauh. Kondisi surut terendah saat neap tide adalah waktu sebaran kekeruhan dan
salinitas semakin jauh menuju laut. Sebaran vertikal kekeruhan tidak menunjukan
adanya perubahan signifikan terhadap kedalaman.
Analisis citra Landsat yang telah dikonfirmasi oleh model kekeruhan
menunjukkan posisi MTK terbentuk pada rentang konsentrasi kekeruhan 40-50
FTU. Hasil simulasi model dan citra memiliki pola yang sama yaitu jarak terjauh
yang terbentuk pada saat surut terendah dalam kondisi neap tide yaitu 14.87 km
(model) dan 15.56 km (satelit).
Collections
- MT - Fisheries [2932]