Pemanfaatan Marka DNA Barcode Untuk Identifikasi Jenis Dari Genus Terpilih pada Famili Myrtaceae
View/ Open
Date
2020Author
Wati, Ridha
Siregar, Iskandar Z
Amandita, Fitri Yola
Metadata
Show full item recordAbstract
Tumbuhan dari famili Myrtaceae adalah tumbuhan yang keberadaannya berlimpah di daerah tropis dan sub tropis. Menurunnya areal luas hutan Indonesia menyebabkan keanekaragaman dari famili Myrtaceae ikut menurun, akibatnya beberapa jenis tumbuhan dari famili Myrtaceae sudah masuk ke dalam status extinct dan banyak jenis lainnya yang telah masuk ke dalam kategori critically endangred. Maka dari itu, upaya konservasi perlu dilakukan untuk menyelamatkan keberadaan dan keragaman jenis tumbuhan dari famili Myrtaceae. Mengingat famili Myrtaceae terdiri dari jenis yang sangat beragam dan penyebarannya yang luas, seringkali jenis tumbuhan dari famili Myrtaceae sulit untuk diidentifikasi secara tepat jika hanya berdasarkan karakteristik morfologis. Kesalahan identifikasi jenis yang cukup sering terjadi dapat berakibat kurang baik jika dikaitkan dengan kegiatan konservasi. Pendekatan baru untuk identifikasi tumbuhan yang lebih akurat sangat diperlukan dalam upaya mengurangi kesalahan identifikasi, dan salah satu pendekatan yang telah terbukti cepat dan akurat dalam mengidentifikasi jenis, khususnya tumbuhan adalah DNA barcoding. Penggunaan penanda DNA matK dan rbcL telah direkomendasikan sebagai barcode standar untuk tumbuhan. Oleh karena itu, pada penelitian ini penanda matK dan rbcL digunakan untuk melihat efektifitasnya dalam mengidentifikasi tumbuhan dari famili Myrtaceae, khususnya pada 42 genus besar dari famili ini.
Berdasarkan analisis kecocokan morfologi dan molekuler, dapat disimpulkan bahwa ketiga penanda yang digunakan sudah cukup baik dalam mengidentifikasi tumbuhan setidaknya sampai pada tingkat genus. Penanda yang direkomenadasikan untuk menjadi DNA barcode pada Myrtaceae adalah penanda dengan kemampuan diskriminasi yang tinggi, matK memiliki kemampuan diskriminasi yang tinggi dan secara signifikan meningkat pada penanda gabungan (matK+rbcL) dibanding rbcL yang meskipun baik dalam mengamplifikasi namun memiliki tingkat diskriminasi yang paling lemah. Pohon filogenetik dibangun untuk melihat kekerbatan yang terbentuk antar spesies, dengan membanding penenda-penanda yang digunakan, dan dengan dua pendekatan berbeda yaitu Maximum Likelihood (ML) dan Bayesian Inference (BI). Pohon filogenetik dari tiga penanda berbeda mampu memberikan taksonomi yang cukup jelas, dan penanda gabungan merupakan penanda yang menghasilkan pohon terbaik dengan penempatan topologi yang sesuai serta nilai dukungan statistik yang valid pada beberapa clade. Sedangkan metode terbaik yang mampu menggambarkan kekerabatan dalam famili Myrtaceae adalah BI dengan resolusi tertinggi pada tingkat genus maupun spesies jika dibandingkan dengan ML.
Collections
- MT - Forestry [1412]