Pematahan Dormansi Benih Bawang Putih (Allium sativum L.) Menggunakan Teknologi Ultrafine Bubbles Water
View/ Open
Date
2020Author
Shandra, Rizky Cynthia
Purwanto, Y. Aris
Sobir
Metadata
Show full item recordAbstract
Bawang putih merupakan tanaman hortikultura yang memiliki periode
dormansi yang panjang sebelum akhirnya digunakan sebagai benih. Dormansi
benih adalah suatu fenomena fisiologi yang umum pada tanaman yang dapat
diinduksi melalui beberapa proses hingga menuju ke tahap perkecambahan.
Bawang putih umumnya memiliki periode dormansi lebih dari tiga bulan. Untuk
kebutuhan budidaya, masalah dormansi menjadi sangat penting untuk dipahami
dan dipecahkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
suhu penyimpanan dan air Ultrafine Bubbles (UFBs) terhadap pematahan
dormansi dua varietas benih bawang putih yang digunakan.
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, tahap pertama menggunakan bawang
putih varietas Lumbu hijau dan tahap kedua menggunakan bawang putih varietas
Tawangmangu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap
(RAKL) faktorial intime yang masing-masing terdiri dari dua faktor. Penelitian
tahap pertama, faktor pertama adalah suhu penyimpanan yang terdiri dari 3 taraf
yaitu suhu 5 oC, 15 oC dan suhu ruang. Faktor kedua adalah konsentrasi air
perendaman yang terdiri dari 4 taraf yaitu UFBs 8 ppm, Aquades, UFBs 20 ppm,
dan kontrol (tanpa perendaman). Penelitian tahap kedua, faktor pertama adalah
durasi perendaman yang terdiri dari 2 taraf yaitu perendaman 24 jam dan
perendaman 48 jam. Faktor kedua adalah konsentrasi air perendaman sama seperti
penelitian tahap pertama. Parameter yang diamati adalah pertumbuhan panjang
plumula hingga 60%. Khusus penelitian tahap kedua dilanjutkan dengan benih
yang telah patah dormansi ditanam di lahan menggunakan Rancangan Acak
kolompok Lengkap (RAKL) yang terdiri dari 2 faktor yaitu durasi perendaman
dan air perendaman.
Hasil penelitian menunjukan faktor perlakuan suhu penyimpanan, jenis air
perendaman dan durasi perendaman berpengaruh pada pematahan dormansi.
Tahap pertama dengan varietas Lumbu hijau lebih cepat patah dormansi pada
suhu 15 oC benih direndam dengan aquades dan UFBs 20 ppm. Tahap kedua
dengan varietas Tawangmangu patah dormansi lebih cepat terjadi pada benih yang
direndam 24 jam dengan UFBs 20 ppm. Sementara selama proses tanam di lahan,
jenis air perendaman dan durasi perendaman tidak memberikan perbedaan dan
pengaruh yang nyata terhadap daya tumbuh dan hasil panen.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2207]