Analisis Willingness To Pay dan Pengurangan Emisi Karbon Moda Transportasi (Studi kasus: MRT dan KRL).
View/ Open
Date
2020Author
Caroline, Nathasya Marlinang Ria
Putri, Eka Intan Kumala
Pramudita, Danang
Metadata
Show full item recordAbstract
Moda Raya Terpadu (MRT) dan Kereta Rel Listrik (KRL) merupakan transportasi publik yang menggunakan listrik sebagai sumber energinya. Bila dibandingkan dengan penggunaan kendaraan pribadi (sepeda motor dan mobil) secara kumulatif, penggunaan KRL dan MRT dapat mereduksi emisi. Selain membantu mengurangi emisi, penggunaan MRT dan KRL juga lebih efisien secara ekonomi dan waktu. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengestimasi willingness to pay pengguna MRT dan KRL terhadap harga tiket, (2) Mengestimasi pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dari transportasi pribadi ke transportasi publik, (3) Mengestimasi besaran maksimum biaya yang potensial ditanggung oleh publik untuk pengurangan emisi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Willingness To Pay, Clean Development Mechanism Tool 03, Tool 05, analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menujukkan bahwa rata-rata WTP responden pengguna MRT untuk tambahan harga tiket sebesar Rp 1.369,79 dan KRL Rp 1.290,82 per trip. Emisi yang berhasil dikurangi dari penggunaan MRT selama satu tahun bila dibandingkan dengan sepeda motor sebesar -1.031,96 tCO2eq dan mobil 1.825,28 tCO2eq. Sedangkan KRL dengan sepeda motor adalah sebesar 1.916,22 tCO2eq dan mobil 10.330,18 tCO2eq. Besaran potensi biaya yang dapat ditanggung oleh publik dalam mengurangi emisi adalah mencapai 4,5% per trip untuk layanan MRT dan hingga 24% per trip untuk layanan KRL dari beban PSO yang ada. Agar masyarakat bersedia untuk membayar lebih dari tarif MRT dan KRL yang berlaku, perlu diiringi dengan peningkatan kualitas layanan yaitu dengan cara perbaikan: frekuensi layanan, edukasi masyarakat, dan pasokan listrik.