Simulasi Numerik Mountain Gravity Wave (Studi Kasus : Gunung Semeru Tanggal 04 Juni 2019).
View/ Open
Date
2020Author
Pangeresa, Bagea Anugrah
Hidayat, Rahmat
Setiawan, Sonni
Metadata
Show full item recordAbstract
Turbulensi adalah salah satu faktor meteorologi yang dapat membahayakan dunia penerbangan. Salah satu jenis turbulensi adalah Clear Air Turbulence (CAT) atau turbulensi yang dapat terjadi pada kondisi cerah. CAT adalah salah satu produk dari aktivitas gelombang gravitasi internal. Kondisi atmosfer yang kompleks dapat dipengaruhi oleh kondisi topografi. Indonesia memiliki kondisi topografi yang beragam, lebih dari 400 gunung berapi dan 130 di antaranya termasuk gunung berapi aktif. Pegunungan menjadi salah satu penyebab terjadinya gelombang gravitasi internal (Mountain Gravity Wave). Selain CAT, sistem gelombang gunung juga dapat memicu terjadinya badai angin (Downslope Windstorm) yang juga berbahaya bagi aktivitas manusia. Kondisi atmosfer dapat ditinjau melalui analisis data Rason, Radar, NWP (WRF), dan satelit. Deteksi Mountain Gravity Wave memerlukan pemodelan resolusi tinggi karena termasuk kedalam kategori meteorologi skala meso. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi Mountain Gravity Wave dan memahami karakteristiknya serta mendeteksi fenomena Clear Air Turbulence (CAT) dan Donwslope Windstorm di wilayah gunung Semeru pada tanggal 4 Juni 2019. Pemodelan WRF dilakukan dalam 3 domain dengan resolusi spasial secara berurutan adalah 9 km, 3 km, dan 1 km dan resolusi waktu pada domain 3 adalah satu menit. Investigasi Mountain Gravity Wave dapat dilakukan dengan menganalisis bentuk dan lebar gunung serta pola vertikal stabilitas atmosfer, arah dan kecepatan angin. Parameter Scorer (I) digunakan untuk mendeteksi karakteristik perambatan dan jenis gelombang. Froude Number (Fr) digunakan untuk mendeteksi fenomena Donwslope Windstorm. Pada tanggal 4 Juni 2019, gelombang gunung aktif selama 24 jam yang menghasilkan perambatan vertikal (Vertically Propagating Wave), dan gelombang terperangkap (Trapped Lee Wave) di lapisan bawah. Awan Lenticularis dan awan rotor terbentuk ketika gelombang aktif. Gelombang gunung sangat aktif mentransfer momentum pada jam 08.00 sampai jam 18.00 dengan nilai total fluks terbesar pada jam 18.00 di kedua lereng dengan nilai fluks yang positif (upward) di setiap level ketinggian. Karakteristik perambatan gelombang sebagian besar lenyap dengan amplitudo berkurang baik secara horizontal maupun vertikal serta nilai fluks momentum yang positif (upward) di setiap level ketinggian sehingga fenomena CAT tidak dapat terbentuk. Downslope Windstorm terjadi pada pukul 00.00 hingga 07.00 dan pukul 16.00.