Pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu pada Hutan Mangrove di Teluk Pangpang, Kabupaten Banyuwangi
Abstract
Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) memiliki keunggulan komparatif dibandingkan hasil hutan kayu, salah satu objeknya adalah tumbuhan mangrove. Penelitian dilakukan di Teluk Pangpang, Kabupaten Banyuwangi dengan tujuan mengidentifikasi dan menilai jenis mangrove yang dimanfaatkan sebagai HHBK, menghitung nilai ekonomi pemanfaatan HHBK mangrove, dan menyusun strategi pengembangan HHBK mangrove di Teluk Pangpang. Jenis mangrove yang dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir Teluk Pangpang masih terbatas pada tiga jenis; Acanthus ebracteatus, Sonneratia caseolaris, dan Bruguiera gymnorrhiza yang berdasar pada proses autodidak oleh masyarakat sendiri. Pemanfaatan hanya ditemukan di Desa Wringinputih karena masyarakat desa ini memiliki pengetahuan tentang pengolahan mangrove yang lebih baik. Nilai ekonomi HHBK mangrove yang didapatkan sebesar Rp276.000.000/tahun dengan proporsi paling tinggi Acanthus ebracteatus (76,09%) karena digunakan sebagai bahan produk dengan permintaan tertinggi; teh dan keripik mangrove. Strategi pengembangan yakni strategi SO melalui peningkatan nilai tambah pada pemanfaatan yang telah ada dan melalui penyelarasan pengembangan HHBK dengan ekowisata setempat.