Pengembangan Ekowisata Hutan Mangrove Teluk Pangpang, Taman Nasional Alas Purwo.
View/ Open
Date
2020Author
Alfianto, Refi
Sunarminto, Tutut
Arief, Harnios
Metadata
Show full item recordAbstract
Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) memiliki beberapa areal mangrove, salah satunya adalah hutan mangrove Teluk Pangpang Resort Kucur. Hutan mangrove dapat dijadikan sebagai objek ekowisata. Ekowisata mangrove dapat dikembangkan berdasarkan ekologi dan daya dukung kawasannya. Pentingnya pengembangan ekowisata mangrove agar semua sumberdaya yang ada dapat dimanfaatkan dengan maksimal tanpa merusak sumberdaya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi sumberdaya alam yang dapat dijadikan potensi ekowisata, pengelolaan ekowisata, motivasi, persepsi dan preferensi pengunjung, serta menyusun rekomendasi pengembangan. Penelitian ini dilakukan di hutan mangrove Teluk Pangpang TNAP dan Desa Kedungasri pada bulan Maret – April 2020. Pengambilan data dilakukan dengan cara menyebar kuesioner, wawancara, observasi lapang, studi pustaka. Sumberdaya mangrove yang dapat dikembangkan menjadi objek ekowisata berdasarakan aspek fauna, flora dan sosial budaya adalah Egretta garzetta, Pavo muticus, Sonneratia alba berukuran besar, bentang alam mangrove, jenis-jenis kerang, ikan belanak serta budaya Takir sewu dan kerajinan layang-layang. Pengelolaan ekowisata hutan mangrove Teluk Pangpang TNAP hanya dilakukan oleh TNAP saja tanpa melibatkan pihak lain diluar kawasan TNAP. Motivasi pengunjung untuk datang ke ekowisata paling besar adalah untuk memperluas wawasan, persepsi paling besar terhadap fasilitas adalah tempat informasi dan terhdap pengelola paling besar perencanaan objek wisata, untuk preferensi yang dipilih oleh pengunjung adalah mengambil gambar, menyaksikan tarian daerah dan menikmati kuliner laut. Strategi pengembangan yang dilakukan adalah strategi SO (Strength - Opportunity) dengan pemberdayaan masyarakat dalam menjalankan kegiatan ekowisata dan juga menambahkan objek ekowisata berdasarkan minat pengunjung.