Perubahan Garis Pantai di Pesisir Utara Babo, Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat.
View/ Open
Date
2020Author
Meiliyani, Livia
Arhatin, Risti Endriani
Nurjaya, I Wayan
Metadata
Show full item recordAbstract
Garis pantai dapat berubah secara terus menerus dan pemantauan perubahannya dapat dilakukan menggunakan teknologi pengindraan jauh. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi perubahan garis pantai dan faktor penyebabnya di Pesisir Utara Babo, Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat tahun 1990 – 2019 menggunakan data satelit Landsat. Ekstraksi garis pantai dilakukan menggunakan metode Normalize Difference Vegetation Index (NDVI) dan Tasseled Cap untuk menghasilkan fitur garis pantai. Sedangkan perubahan garis pantai dihitung menggunakan Digital Shoreline Analysis System (DSAS) dengan metode Net Shoreline Movement (NSM) dan End Point Rate (EPR). Tinggi gelombang dan kecepatan arus di bagian dalam Teluk Bintuni cenderung lebih kecil dibandingkan di bagian mulut teluk. Hasil analisis DSAS menunjukkan bahwa di wilayah Pesisir Utara Babo tahun 1990-2019 sebagian besar mengalami abrasi, sedangkan akresi hanya terjadi di beberapa lokasi. Abrasi terbesar terjadi pada subzona D1 (Desa Tanah Merah) yaitu sebesar 56.91 m pada tahun 1990-2000 dengan laju perubahan 5.26 m/tahun dan akresi terbesar terjadi pada subzona D3 (Desa Tofoi) sebesar 97.16 m pada tahun 2000-2010 dengan laju perubahan 8.90 m/tahun. Perubahan garis pantai terbesar selama rentang tahun 1990-2019 terjadi pada subzone D3 dengan nilai sebesar 226.2 dan laju perubahan 7.91. Perubahan garis pantai di wilayah ini dominan dipengaruhi oleh fenomena pasang surut, selain itu hantaman gelombang, arus susur pantai (longshore current), masukkan sedimen dari sungai dan adanya alih fungsi lahan juga mempengaruhi terjadinya abrasi dan akresi.