Pemetaan Batimetri sekitar Gunung Anak Krakatau di Perairan Selat Sunda menggunakan Multibeam Echosounder
View/ Open
Date
2020Author
Subekti, Rizky
Hestirianoto, Totok
Manik, Henry M.
Metadata
Show full item recordAbstract
Pendangkalan perairan di sekitar Gunung Anak Krakatau yang diduga karena longsornya lereng Gunung Anak Krakatau akibat erupsi pada 22 Desember 2018 diukur dengan menggunakan teknik survei batimetri. Penelitian ini menggunakan data hasil survei akustik yang dilaksanakan pada tanggal 13 sampai 19 Agustus 2019 oleh tim dari British Geological Survey dan Pusat Penelitian Geoteknologi-LIPI menggunakan Multibeam Echosounder Teledyne Reson T20-P. Tujuan penelitian memetakan batimetri dan menginterpretasi topografi dasar perairan sekitar Gunung Anak Krakatau pasca tsunami Selat Sunda pada 22 Desember 2018. Pemetaan batimetri dilakukan dengan metode analisis permukaan (hillshade) dan menginterpretasi topografi dasar perairannya dengan melihat bentuk, luasan dan kedalamannya. Data kedalaman yang digunakan telah diuji ketelitiannya sesuai dengan standar IHO SP-44 tahun 2008. Pada penelitian ini kondisi batimetri sekitar Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda tahun 2019 mengalami pendangkalan dan perubahan topografi dasar perairan yang lebih menonjol dibandingkan area sekitarnya yang diduga adanya gundukan.