Manajamen Konektivitas Lanskap pada Jejaring Habitat Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) di Jawa Timur
View/ Open
Date
2020Author
Ferlazafitri
Syartinilia
Mulyani, Yeni Aryati
Metadata
Show full item recordAbstract
Elang jawa (Nisaetus bartelsi) adalah spesies endemik di Pulau Jawa yang
statusnya terancam punah akibat kerusakan habitat, fragmentasi hutan dan
perburuan ilegal. Elang jawa memiliki peranan penting di dalam ekosistem yaitu
sebagai top predator, juga berperan sebagai spesies indikator yang menjadi tolak
ukur untuk kesehatan suatu ekosistem. Jawa Timur merupakan lokasi terbesar
habitat bagi elang jawa karena kualitas lanskap alaminya yang masih cukup tinggi.
Dari hasil penelitian sebelumnya, diketahui bahwa terdapat 28 patch habitat elang
jawa yang terdapat di Jawa Timur. Namun, hingga saat ini belum ada penelitian
yang mengkaji tentang konektivitas lanskap pada patch-patch habitat tersebut.
Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk; (1) menganalisis fungsi patch yang
berada di hutan Jawa Timur, (2) menganalisis potensial koridor yang berada pada
habitat elang jawa sehingga manajemen koridor pada lanskap habitat elang jawa
yang membentuk suatu konektivitas dapat diterapkan, (3) menyusun rencana
manajemen koridor antar patch yang terkoneksi pada lanskap habitat elang jawa.
Penelitian ini menerapkan metode probability of connectivity (PC) yang
digunakan untuk menganalisis konektivitas antar patch. Analisis konektivitas
yang digunakan untuk mengetahui keterhubungan antar patch habitat
mendapatkan pengelompokan patch-patch habitat ke dalam tiga kategori. Tujuh
patch inti dengan luas 4217,8 km2, 13 patch stepping stone dengan luas sebesar
465,87 km2, dan 8 patch terisolasi dengan luas 82,59 km2. Kualitas tutupan lahan
pada patch habitat didominasi oleh tutupan lahan hutan sebagai habitat utama bagi
elang jawa. Sebagai upaya meningkatkan keterhubungan antar patch maka
dilakukan analisis dengan menggunakan condatis untuk menganalisis area
prioritas restorasi yang berada pada patch habitat elang jawa. Kemudian, untuk
mengidentifikasi jalur potensial koridor yang dapat meningkatkan konektivitas
antar patch habitat elang jawa di Jawa Timur dilakukan analisis dengan
menggunakan analisis Condatis 1.1 dan tools Least Cost Path (LCP) dengan
arcGIS pada area prioritas restorasi tersebut.
Melalui analisis condatis diperoleh area prioritas restorasi yang terdapat
pada patch habitat elang jawa di Jawa Timur. Area yang memiliki tingkat prioritas
tinggi adalah patch 3 (Nawangan), patch 4 (Badengan), patch 5 (Sambit), patch 7
(Gunung Kelud), patch 13 (Tiris), patch 14 (Pakuniran), patch 16 (Tegalampel),
patch 19 (Bandar), patch 21 (Bungatan), patch 22 (Gunung Baluran), patch 24
(Kondang Merak), patch 26 (Pulau Sempu), dan patch 27 (Gunung Budeg). Patch
dengan kategori restorasi sedang adalah patch 1 (Gunung Lawu), patch 6
(Karangan), patch 12 (Candipuro), dan patch 20 (Pule). Seluruh patch yang
merupakan area restorasi kategori tinggi dan sedang tersebut memiliki fungsi
patch dengan kategori stepping stone dan terisolasi. Analisis least-cost path
menghasilkan 9 potensial koridor elang jawa dengan prioritas pengelolaan
berdasarkan validasi dari klasifikasi tutupan lahan. Kesembilan koridor tersebut
dipilih berdasarkan tutupan tegakan pohon dibawah 50%.
Untuk mencapai konektivitas antar patch habitat elang jawa, usulan
pengelolaan dibagi ke dalam dua jenis rekomendasi, yaitu rekomendasi umum
yang disusun untuk mendukung peraturan pemerintah yang berkaitan dengan
pembaruan informasi luas, jumlah dan sebaran habitat yang sesuai bagi elang jawa.
Rekomendasi khusus terangkum dalam tiga strategi pengelolaan berdasarkan
kondisi patch yaitu patch inti, patch stepping stone, dan patch terisolasi. Ketiga
strategi pengelolaan ditinjau dari seberapa penting patch-patch habitat untuk
dilakukan restorasi yang dapat meningkatkan konektivitas antar patch habitat
elang jawa di Jawa Timur.
Collections
- MT - Agriculture [3677]