Evaluasi Gulma pada Pertanaman Jagung di Nusa Tenggara Timur
Abstract
Keberadaan gulma di areal pertanaman tanaman jagung dapat menyebabkan
penurunan pertumbuhan dan produksi. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi
gulma yang tumbuh pada lahan budidaya jagung di Pulau Timor, Nusa Tenggara
Timur (NTT), mengetahui tingkat kompetisi gulma dengan tanaman jagung, dan
kandungan kimia gulma dominan. Penelitian terdiri atas tiga percobaan yang
dilaksanakan pada April 2019-Januari 2020. Percobaan pertama dilakukan pada
bulan April-Juni 2019 pada empat lahan jagung (L1-L4) dengan pola tanam yang
berbeda dievaluasi di Kelurahan Tua’tuka kupang-NTT. Plot gulma ditentukan
secara acak menggunakan kuadran, seedbank dievaluasi dari kedalaman 0-10, 11-
20, 21-30 dan 31-40 cm dengan metode kemunculan bibit. Percobaan kedua
dilaksanakan mulai bulan Oktober-Desember 2019, dilakukan menggunakan
Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan lima ulangan. Percobaan
terdiri satu faktor, yaitu populasi Chloris barbata yang terdiri atas lima taraf yaitu
0, 15, 30, 45 dan 60 biji gulma per polybag. Analisis metabolit dilaksanakan di
Laboratorium Litbang Kesda DKI Jakarta pada Oktober 2019 sampai Januari
2020. Gulma dari lokasi penelitian dikirim dalam bentuk bahan yang sudah
dikeringkan menggunakan matahari selama 3 hari, kemudian dilakukan pengujian
profil metabolit dengan Gas Chromatography Mass Spectrometry (GCMS).
Percobaan pertama menemukan 13 spesies yaitu 4 dan 2 species hanya
ditemukan pada analisis vegetasi dan analisis seedbank; dan 7 species ditemukan
pada analisis keduanya. Terdapat 3 jenis gulma yang dominan di areal penelitian
yaitu Chloris barbata, Mazus japonicus dan Digitaria adscendens,dengan ratarata
nilai dominansi berturut-turut sebesar 35.9%, 26.55% dan 18.02%. Lahan
yang berbeda pola tanam memiliki jenis gulma yang berbeda. Gulma yang
memiliki seedbank paling banyak yaitu gulma Chloris barbata yaitu 825 individu,
sedangkan gulma yang paling sedikit adalah Brachiaria reptans yaitu 28 individu.
Seedbank gulma paling banyak ditemukan pada kedalaman 11-20 cm.
Percobaan kedua menunjukkan kompetisi antara gulma dominan Chloris
barbata dengan tanaman jagung. Penekanan terjadi pada semua parameter
pertumbuhan dan hasil tanaman jagung. Semakin tinggi populasi gulma Chloris
barbata maka tingkat hambatan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung semakin
besar. Populasi gulma 15 biji per polybag telah nyata memengaruhi pertumbuhan
jagung dan populasi gulma 45 biji per polybag mulai nyata memengaruhi peubah
hasil jagung. Perlakuan 45 gulma Chloris barbata per polybag menyebabkan
penurunan peubah produksi yaitu bobot tongkol dengan kelobot sebesar 48.74%.
Percobaan ketiga terdapat 19 jenis senyawa metabolit pada gulma jenis
Chloris barbata, 10 senyawa pada gulma Mazus japanicus Okunte dan 15
senyawa pada gulma Cenchrus echinatus. Senyawa yang ditemukan pada semua
jenis gulma adalah palmitat (palmitate), asam palmitat (palmitic acid) dan
hexadecanoic acid. Senyawa neophytadiene ditemukan pada gulma Chloris
barbata sebanyak 34.93% dan tidak ditemukan pada kedua jenis gulma lainnya.
Collections
- MT - Agriculture [3683]