Dinamika Distribusi Spasial Primata: Perubahan Iklim dan Implikasinya terhadap Pengelolaan Kawasan Konservasi
View/ Open
Date
2020Author
Condro, Aryo Adhi
Prasetyo, Lilik Budi
Rushayati, Siti Badriyah
Metadata
Show full item recordAbstract
Primata merupakan satwaliar yang sangat esensial bagi kehidupan manusia dan
ekosistem di dalamnya. Primata memberikan pengetahuan lebih untuk para peneliti
terkait dengan evolusi manusia, biologi, maupun epidemiologi penyakit. Berbagai
jenis primata mayoritas tersebar di daerah tropis termasuk Indonesia. Indonesia
memiliki kekayaan primata tertinggi di Asia. Namun, ancaman terhadap kepunahan
primata sedang dihadapi oleh primata Indonesia – khususnya dari perubahan iklim
serta kegiatan antropogenik yang menyebabkan kehilangan habitat primata. Hal ini
menjadikan perencanaan konservasi primata sangatlah penting bagi Indonesia.
Tiga famili primata yang memiliki keterancaman tinggi, yaitu Cercopithecidae,
Hominidae, dan Hylobatidae dipilih sebagai objek penelitian. Adapun tujuan
penelitian ini diantaranya: 1) Menentukan model distribusi spasial primata terbaik;
2) Menduga distribusi spasial dari primata untuk kondisi saat ini (baseline) dan
masa depan (tahun 2030); serta 3) Mengidentifikasi wilayah prioritas nasional
untuk konservasi primata.
Analisis spasial dilakukan menggunakan Google Earth Engine untuk
membangun model distribusi primata untuk baseline dan masa depan dengan
skenario iklim RCP8.5. Titik sebaran primata yang bersumber dari Global
Biodiversity Information Facility (GBIF), Direktorat Jenderal Konservasi
Keanekaragaman Hayati Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Dirjen
KKH-KLHK), serta studi literatur digunakan sebagai peubah respon. Model
MIROC5 dan WorldClim v2.0 digunakan sebagai peubah iklim, data hutan dari
CCI-ESA yang dielaborasi dengan informasi tutupan tajuk digunakan sebagai
peubah habitat, serta SRTM digunakan sebagai peubah geofisik.
Hasil penelitian menunjukkan algoritma Random Forest merupakan algoritma
terbaik dengan nilai statistik akurasi rata-rata (overall accuracy, true skill statistics,
Kappa, dan area under the curve) sebesar 0.70. Luasan wilayah yang sesuai untuk
habitat primata meningkat dari 4,096,200 ha pada tahun 2000 menjadi 5,516,050
ha pada tahun 2030. Peningkatan secara agregat terjadi pada habitat primata sebesar
1.4 juta ha sehingga menjadi prospeksi yang baik untuk konservasi primata di
Indonesia. Namun, perlu ditinjau bahwa ditemukan pula beberapa kehilangan
habitat yang dapat mengancam keberadaan primata saat ini di wilayah tersebut.
Rincian luasan kehilangan habitat (loss), peningkatan habitat (gain), serta habitat
persisten primata pada masa depan di Indonesia berturut-turut sebesar 1,985,700 ha,
3,405,550 ha, dan 2,110,500 ha.
Kawasan konservasi yang memiliki kehilangan habitat relatif tinggi memiliki
prioritas restorasi habitat. Ekosistem Gunung Leuser menjadi kawasan konservasi
prioritas pertama untuk primata berdasarkan hasil analisis dengan luas kehilangan
habitat sebesar 60,350 ha. Upaya restorasi kawasan serta perencanaan refugium
perlu dilaksanakan sehingga dapat menekan terjadinya kontraksi populasi primata.
Collections
- MT - Forestry [1373]