Sifat Fisis dan Mekanis Kayu Sengon (Falcataria moluccana Miq.) dan Kayu Mangium (Acacia mangium Willd.) Terimpregnasi Furfuril Alkohol.
View/ Open
Date
2020Author
Mulyosari, Desy
Hadi, Yusuf Sudo
Herliyana, Elis Nina
Pari, Gustan
Metadata
Show full item recordAbstract
Kayu yang digunakan di industri saat ini dipasok dari hutan tanaman. Kayu dari
hutan tanaman secara umum memiliki sifat fisis dan mekanis yang rendah.
Perlakuan furfurilasi dapat meningkatkan sifat fisis dan mekanis tersebut. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mendapatkan kayu sengon (Falcataria moluccana Miq.)
dan mangium (Acacia mangium Willd.) dengan sifat fisis dan mekanis yang lebih
baik melalui proses impregnasi furfuril alkohol (FA) dan menganalisis ada atau
tidaknya ikatan kimia antara FA dengan komponen kayu. Kayu sengon dan
mangium divakum pada 600 mmHg selama 30 menit, setelah vakum selesai, larutan
FA dimasukkan ke dalam tabung impregnasi kemudian diberikan tekanan sebesar
10 kg/cm2 selama 30 menit. Contoh uji yang telah diimpregnasi kemudian dilapisi
alumunium foil dan dimasukkan ke dalam oven bersuhu 103 oC selama 24 jam.
Contoh uji diukur banyaknya penambahan berat setelah proses impregnasi (weight
percent gain, WPG). Pengujian sifat fisis yang dilakukan pada contoh uji meliputi
pengujian kadar air (KA), kerapatan, daya serap air (DSA), pengembangan dan
penyusutan volume kayu, serta koefisien anti pengembangan (anti-swelling
efficiency, ASwE) dan koefisien anti penyusutan (anti-shrinking efficiency, AShE).
Pengujian mekanis berupa modulus of elasticity (MOE), modulus of rupture
(MOR), dan kekerasan yang mengacu pada BS 373:1957. Pengujian sifat fisis dan
mekanis juga dilakukan pada contoh uji tanpa perlakuan sebagai perbandingan,
pengujian dilakukan sebanyak 10 ulangan tiap perlakuan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara berurutan kayu sengon dan kayu mangium terfurfurilasi
memiliki nilai WPG 46.49% dan 9.14%, KA berkurang sebesar 77.58% dan
66.04%, kerapatan meningkat 34.39% dan 10.07%, DSA berkurang 83.80% dan
75.99%, pengembangan volume berkurang sebesar 71.91% dan 72.46%,
penyusutan volume juga berkurang sebesar 57.84% dan 52.72%, nilai ASwE
71.81% dan 71.77%, serta nilai AShE 51.23% dan 53.19%. Sifat mekanis kayu
sengon dan mangium terfurfurilasi secara berurutan nilai MOE meningkat sebesar
19.89% dan 35.20%, MOR meningkat 0.90% dan 61.14%, kekerasan kayu sisi
radial meningkat 51.35% dan 56.79%, kekerasan sisi tangensial meningkat 38.96%
dan 84.58%, kekerasan ujung meningkat 20.00% dan 21.19%. Berdasarkan hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa kayu sengon dan kayu mangium terfurfurilasi
memiliki sifat fisis dan mekanis yang lebih baik dibanding kayu tanpa perlakuan.
Hasil analisis melalui uji X-Ray Diffractometer, Fourier Transform Infra-Red, dan
Gas Chromatography-Mass Spectrometry menunjukkan adanya ikatan kimia antara
FA dengan kayu.
Collections
- MT - Forestry [1419]