Peranan Pilar Tujuan Pembangunan Berkelanjutan terhadap Penanganan Stunting dan Underweight di Provinsi Jawa Barat.
View/ Open
Date
2020Author
Khuzaimah, Ummi
Baliwati, Yayuk Farida
Tanziha, Ikeu
Metadata
Show full item recordAbstract
Gizi Kurang merupakan masalah sosial, ekonomi dan lingkungan yang berpotensi menghambat pembangunan di dunia dengan konsekuensi yang tidak dapat terhindarkan terhadap individu maupun penduduk. Development Intiative (2018) menyebutkan bahwa Indonesia merupakan salah satu dari 88% negara di dunia yang dihadapkan dengan beban serius setidaknya dua masalah gizi.
Provinsi Jawa Barat sebagai Provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia yaitu 48.037.827 jiwa di tahun 2017 atau setara dengan 18% dari total jumlah penduduk Indonesia (BPS 2018), tidak terlepas dengan beban masalah gizi kurang. Tahun 2020 sebanyak 74% atau 20 dari total 27 Kabupaten/Kota Jawa Barat ditetapkan kedalam 100 wilayah Kabupaten/Kota prioritas penanganan stunting Nasional. Secara umum, wilayah prioritas memiliki indikator stunting yang cenderung lebih buruk dibandingkan wilayah non prioritas. Data Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi stunting anak usia 0-59 bulan di Jawa Barat sebesar 31.1% lebih tinggi dari prevalensi Nasional (30.8%), selain itu dihadapkan juga pada masalah underweight sebesar 13.2%. Meskipun prevalensinya lebih rendah dari prevalensi Nasional (17.7%), anak-anak yang mengalami underweight beresiko juga mengalami stunting, wasting atau bahkan keduanya (WHO 2010; Kemenkes 2018).
Situasi tersebut dapat menimbulkan tantangan yang cukup signifikan bagi Provinsi Jawa Barat untuk dapat mewujudkan 1 dari 5 visi Pemerintah Indonesia 2019-2024 berkaitan dengan keberlanjutan pembangunan sumberdaya manusia. Permasalahan pembangunan sumber daya manusia dapat menimbulkan ancaman baru terhadap sistem kesehatan, pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat di masa yang akan datang (Roemling dan Qaim 2012; Wise 2014). perserikatan bangsa-bangsa (PBB) dalam ICN2 (2014) menegaskan bahwa tujuan pembangunan berkelanjutan (TPB) dipertimbangkan untuk dapat diarahkan kepada tindakan dan akuntabilitas untuk dapat menangani penyebab langsung dan tidak langsung dari segala bentuk masalah gizi.
Meskipun TPB 2 merupakan tujuan yang secara khusus mengfokuskan kepada penanganan masalah gizi, terdapat kemungkinan bahwa TPB/SDGs lainnya dapat memengaruhi penurunan masalah gizi melalui perannya pada penyebab dasar dan penyebab tidak langsung (Sabbahi et al. 2018). Oleh karena itu, perlu memahami lebih lanjut bagaimana TPB yang terbagi kedalam tiga pilar utama dapat membantu mengatasi masalah gizi khususnya gizi kurang (stunting dan underweight) di Provinsi Jawa Barat.
Penelitian bertujuan untuk menganalisis peranan tiga pilar TPB terhadap penanganan gizi kurang yang dalam hal ini stunting dan underweight di Provinsi Jawa Barat. Sementara tujuan khusus dari penelitian ini yaitu (1) Mengidentifikasi gambaran umum stunting dan underweight di Provinsi Jawa Barat, (2) menganalisis peranan masing-masing pilar yang terdiri dari indikator komposit TPB terpilih
terhadap stunting dan underweight, (3) menyusun model hubungan TPB dengan stunting dan underweight.
Penelitian ini merupakan penelitian kausal asosiatif dengan desain ecological study. Jenis data yang dikumpulkan adalah data sekunder. Unit analisis penelitian yaitu 27 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat selama tahun 2016-2017 sehingga total unit analisis yaitu 54 unit. Penentuan tahun analisis berdasarkan kepada kelengkapan, ketersediaan dan kebaharuan dari data yang dimiliki. Data sekunder yang digunakan berasal dari Pemantauan status Gizi tahun 2016-2017, Daerah Dalam Angka Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten/Kota di Jawa Barat tahun 2017-2018, Profil kesehatan Daerah 2016-2017, buku Analisis konsumsi Jawa Barat tahun 2016-2017, Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Kab/Kota 2017, Statistik Perumahan Jawa Barat 2017, Statistik Transportasi Jawa Barat 2016-2017 dan pembangunan manusia berbasis Gender 2018.
Analisis menggunakan pendekatan Partial Least Square Structural Equation Modelling (PLS-SEM) dengan software smartPLS 2.0. Hasil analisis menunjukkan bahwa ketiga pilar TPB memiliki peranan yang signifikan (α ≥1.96) terhadap penurunan prevalensi stunting dan underweight di Jawa Barat. Melalui peningkatan 10 persen pencapaian pilar lingkungan dapat secara langsung meningkatkan 5.45 persen pilar sosial, dan meningkatkan total 4.63 persen pilar ekonomi sebagai akibat perubahan pilar sosial, serta menurunkan prevalensi stunting dan underweight total 5.09 persen sebagai akibat perubahan pilar sosial dan ekonomi. Peningkatan 10 persen pilar sosial dapat secara langsung meningkatkan pencapaian pilar ekonomi 6.71 persen, dan menurunkan prevalensi stunting dan underweight total 3.7 persen sebagai akibat perubahan pilar ekonomi. Peningkatan pilar ekonomi dapat menurunkan prevalensi stunting dan underweight sebesar 3.9 persen.
Pencapaian masing-masing pilar TPB yang dimaksud yaitu 1) Terwujudnya indikator pada pilar lingkungan yang terdiri peningkatan rumah tangga yang mendapatkan akses ke sumber air minum layak, rumah tangga dengan akses sanitasi layak, Desa yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM), rumah sehat, serta luas lahan yang tidak kritis. 2) Terwujudnya indikator pada pilar sosial yang terdiri dari peningkatan jumlah produktifitas tanaman pangan (padi, ubi kayu dan ubi jalar), tingkat kecukupan protein (TKP), bayi usia dibawah 6 bulan yang mendapatkan ASI-E, Ibu yang melahirkan ditolong oleh tenaga kesehatan, balita yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap, dan ibu hamil yang mendapatkan kapsul Fe 90 butir, rata-rata lama sekolah serta Indeks Pembangunan gender. Dilain sisi perlu memperhatikan tingkat kecukupan energi (TKE) konsumsi terutama dari sumber pangan padi-padian (beras), 3) Terwujudnya indikator pada pilar ekonomi yang terdiri peningkatan PDRB (Rp/kap), kualitas infrastruktur yang ditandai panjang jalan dalam kategori sedang dan baik, jumlah penduduk yang tergolong tidak miskin serta menekan tingkat kesenjangan antar masyarakat yang dilihat dari penurunan nilai Gini ratio dan indeks kedalaman kemiskinan.
Collections
- MT - Human Ecology [2189]