Identifikasi Indeks Spektral Untuk Estimasi Kadar Air Tanah Gambut (Studi Kasus: Lahan Gambut Provinsi Jambi).
Abstract
Indonesia memiliki lahan gambut terluas di Asia Tenggara yang tersebar di Provinsi Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Papua. Lahan gambut memiliki nilai kadar air yang tinggi, akan tetapi mudah untuk menjadi kering. Hal tersebut menyebabkan lahan gambut mudah terbakar terutama pada musim kemarau. Salah satu indikator kekeringan pada lahan gambut adalah kadar air tanah yang merupakan jumlah air yang tersimpan di dekat permukaan tanah yang terkandung dalam ruang antara partikel tanah. Kadar air tanah dapat diestimasi menggunakan penginderaan jauh dengan menggunakan indeks untuk mengetahui kondisi secara spasial. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan korelasi antara kadar air tanah dengan beberapa indeks spektral menggunakan data citra satelit Landsat-8, yang bertujuan untuk mengidentifikasi indeks yang paling sesuai untuk estimasi nilai kadar air tanah di lahan gambut. Wilayah kajian pada penelitian ini yaitu stasiun Badan Restorasi Gambut yang berada di Provinsi Jambi, yang meliputi stasiun BRG2, BRG3, BRG4, BRG5, dan BRG6 yang berada di Kabupaten Muaro Jambi. Hasil menunjukkan bahwa indeks NMDI yang merupakan indeks kekeringan dengan jarak buffer 500 m dapat digunakan untuk estimasi kadar air tanah pada lahan gambut di Provinsi Jambi (R-Square > 0.5). Indeks SAVI dan MSAVI2 yang merupakan indeks vegetasi dapat digunakan untuk menggambarkan kadar air tanah rata-rata 14 harian di perkebunan kelapa sawit dengan jenis tanah gambut (R-Square > 0.5). Indeks NDVI, EVI, NDDI, NSMI, dan rasio NIR/SWIR tidak dapat digunakan untuk menggambarkan kadar air tanah di Provinsi Jambi karena hasil korelasi yang lemah (R-Square < 0.5).