Analisis Penilaian Status Keberlanjutan Pengelolaan Saluran Irigasi Vanderwijck Yogyakarta: Perspektif Ekonomi Kelembagaan
View/ Open
Date
2020Author
Azis, Miftahul
Hidayat, Aceng
Ismail, Ahyar
Metadata
Show full item recordAbstract
Keberlanjutan merupakan aspek yang penting dalam pembangunan
pertanian dan bersifat multidimensi. Distribusi air irigasi dari hulu ke hilir dalam
perjalanannya mengalami berbagai hambatan kepentingan dan kewenangan
pengelolaan. Pengelolaan saluran irigasi dalam menjalankan fungsinya ditentukan
oleh ketersediaan air yang dapat digunakan petani dalam berproduksi.
Pemanfaatan air saluran irigasi Vanderwijck selama ini memberikan dampak
positif bagi masyarakat sekitar. Permasalahan potensi konflik horizontal diantara
pemanfaat air irigasi di lapangan serta perilaku masyarakat yang membuang
sampah di sepanjang saluran irigasi akan berakibat pada menurunnya fungsi
saluran irigasi, di sisi lain dari sisi pengelolaan saluran irigasi menuntut
pengelolaan secara baik dan menyeluruh dan masyarakat sebagai pengguna dari
saluran irigasi dapat mengetahui pentingnya fungsi sehingga keberlanjutan dari
saluran irigasi Vanderwijck dapat dijaga dimasa mendatang. Atas dasar hal
tersebut diperlukan penelitian mengenai kebijakan dan kelembagaan yang
melingkupi pengelolaan saluran irigasi.
Tujuan dari penelitian ini secara umum menganalisis dan merumuskan
kebijakan terkait pengelolaan saluran irigasi yang memberikan manfaat ekonomi
yang berkeadilan dan berkelanjutan. Tujuan secara khusus penelitian ini
menganalisis aturan main pengelolaan saluran irigasi Vanderwicjk, mengestimasi
potensi kerugian ekonomi yang dialami petani padi akibat kekurangan air yang
berasal dari saluran irigasi dan biaya transaksi formal pengelolaan saluran irigasi
Vanderwicjk, mengevaluasi desain kelembagaan eksisting pengelolaan saluran
irigasi Vanderwicjk dan menganalisis status keberlanjutan pengelolaan saluran
irigasi Vanderwicjk. Penelitian ini dilakukan pada objek saluran air irigasi
Vanderwijck Yogyakarta dengan responden penelitian yang terdiri dari para
stakeholder pengelola yang berkepentingan dan petani penerima manfaat air
irigasi dengan menggunakan metode pengambilan contoh purposive sampling.
Tahapan analisis data pada penelitian ini dimulai dengan menganalisis aturan
main yang melingkupi pengelolaan dengan menggunakan metode content analisis,
mengestimasi potensi kerugian ekonomi yang dialami petani padi sawah
menggunakan perbandingan kelompok responden dengan analisis usahatani dan
mengestimasi biaya transaksi formal pengelolaan saluran irigasi kemudian
mengevaluasi desain kelembagaan eksisting menggunakan analsis deskriptif dan
yang terakhir melakukan penilaian status keberlanjutan pengelolaan dengan
metode MDS,
Kebijakan terkait pengelolaan saluran irigasi sudah mengalami
perkembangan peraturan dan didasarkan pada seperangkat kebijakan yang ada.
Kebijakan yang ada dan berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan
saluran irigasi seperti, wewenang dan peran stakeholder, bentuk koordinasi,
pelestarian sumberdaya air, operasional dan pemeliharaan, larangan, pengawasan,
sanksi dan penegakan hukum sudah cukup lengkap secara formal. Gap antara
kebijakan dan operasional cukup banyak terjadi overlaping dalam pelaksanaan di
lapangan.
Masyarakat petani di sepanjang aliran merasakan masalah ketersediaan air
di lahannya. Ketersediaan air berdampak pada kondisi sosial ekonomi rumah
tangga pertanian di sepanjang aliran irigasi. Didasarkan pada ketersediaan air,
pola tanam dan intensitas tanam yang berdampak pada produksi yang dihasilkan
petani. Estimasi potensi kehilangan jumlah produksi pada kelompot petani yang
mengalami kekurangan air pada aliran irigasi irigasi Vanderwicjk sebesar 106,20
ton per tahun atau senilai dengan Rp. 50.880.000,- per tahun dan jika dirataratakan
senilai Rp. 4.800.000,- per hektar per tahun atau setara dengan potensi
kehilangan produksi satu kali musim tanam. Estimasi dari potensi kehilangan
penerimaan usahatani petani akibat kekurangan air di saluran irigasi sebesar Rp.
200.715.504,- per tahun atau Rp. 18.935.425,- per hektar per tahun. Biaya
transaksi formal diperlukan untuk menciptakan keteraturan antar masing-masing
stakeholder dalam menjalankan pengelolaan saluran irigasi. Estimasi biaya
transaksi pengelolaan saluran irigasi berdasarkan realisasi anggaran dari
stakeholder terkait adalah sebesar Rp. 1.783.194.000,- per tahun yang terdiri dari
lima komponen biaya yaitu, biaya sosialisasi kelembagaan, koordinasi
kelembagaan, pemantauan dan pengawasan, operasi dan pemeliharaan dan biaya
pembinaan.
Evaluasi kelembagaan pengelolaan saluran irigasi merupakan kelembagaan
yang melibatkan banyak pihak. Kelembagaan yang ada dan terbentuk sudah cukup
secara formal. Efektifitas dan fungsi kelembagaan jika didasarkan berdasarkan
pada aturan main yang berlaku belum berjalan secara optimal. Kurangnya
koordinasi dan pemahaman diri dari stakeholder menjadi kendala atas
implementasi peraturan yang ada di lapangan. Pengawasan masih minim dan
penegakan hukum yang lemah menjadikan waktu penyelesaian masalah dirasa
cukup panjang dan berbiaya serta menuntut kreatifitas tersendiri di tingkat
masyarakat.
Hasil analisis Status keberlanjutan pengelolaan saluran irigasi Vanderwijck
berdasarkan analisis MDS tersebar pada kategori berkelanjutan untuk dimensi
ekologi (78,028), sedangkan pada dimensi ekonomi (73,083), sosial (60,727) dan
kebijakan dan kelembagaan (58,785) ada pada kategori cukup berkelanjutan.
Dimensi kebijakan dan kelembagaan memiliki nilai paling rendah diantara
dimensi yang lain kemudian disusul dimensi sosial dan ekonomi. Dimensi ekologi
memiliki nilai tertinggi. Tidak ada satupun dimensi yang berada dalam katagori
status buruk atau tidak berkelanjutan. Atribut-atribut yang sensitif berpengaruh
terhadap status keberlanjutan pengelolaan saluran irigasi terdiri 12 atribut yang
tersebar pada masing-masing dimensi pengelolaan (ekologi, ekonomi, sosial dan
kelembagaan). Hasil uji statistik menunjukan bahwa metode rap-irigation cukup
baik untuk dipergunakan sebagai alat untuk melihat status keberlanjutan
pengelolaan saluran irigasi secara kuantitatif dan cepat (rapid appraisal).
Collections
- MT - Economic and Management [2878]