Model Penyediaan Air Baku Berkelanjutan di DAS Ciliman Provinsi Banten
View/ Open
Date
2020Author
Taufik, Isvan
Purwanto, M. Yanuar J.
Noorachmat, Bambang Pramudya
Saptomo, Satyanto K.
Metadata
Show full item recordAbstract
DAS Ciliman merupakan DAS terbesar kedua dan menjadi bagian dari
Wilayah Sungai Ciliman-Cibungur, memiliki potensi Sumberdaya Air yang sangat
strategis yang salah satunya dimanfaatkan untuk mengairi Daerah Irigasi Ciliman
seluas 5.423 hektar yang merupakan salah satu lahan sawah beririgasi teknis yang
terbesar di Kabupaten Pandeglang dan penyumbang lumbung padi nasional. Selain
itu, pada DAS ini juga dimanfaatkan untuk pengembangan kawasan ekonomi
khusus tanjung lesung, pembangunan bandara panimbang dan jalan tol serangpanimbang.
Mengingat pesatnya pembangunan disekitar DAS Ciliman harus
diimbangi dengan pemenuhan kebutuhan airnya.
Hasil penelitian menunjukan bahwa untuk merumuskan rancangan model
penyediaan air baku berkelanjutan pada DAS Ciliman, Provinsi Banten digunakan
beberapa metode analisis, salah satunya yang paling mendasar adalah analisis
neraca air yang merupakan perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan air di
suatu wilayah untuk melihat kapasitas sumber daya airnya. Perhitungan
ketersediaan air permukaan dilakukan pembangkitan data hujan menjadi data debit
menggunakan metode Mock dengan memperhatikan adanya titik-titik pengambilan
dengan total kebutuhan air di wilayah yang dilayaninya, dengan belum
memperhitungkan adanya optimasi pemanfaatan jika terjadi defisit air. Selanjutnya
dilakukan optimasi pemanfaatan alokasi air menggunakan metode WEAP karena
walaupun Sungai Ciliman terhitung tidak pernah kering, namun dari perhitungan
debit diketahui adanya 3 (tiga) bulan yang mengalami defisit air di musim kemarau
yaitu Juli, Agustus dan September, sehingga tidak semua kebutuhan yang beragam
pada DAS Ciliman dapat terpenuhi. WEAP ini menghasilkan rekomendasi berupa
pengembangan prasarana bendungan dengan 3 (tiga) alternatif bendungan dengan
kapasitas tampungan dan ketinggian yang berbeda untuk memenuhi berbagai
kepentingan, dan diharapkan dengan adanya pembangunan bendungan ini dapat
lebih efektif dalam memenuhi kebutuhan.
Perhitungan neraca air dan alokasi air menggunakan metode WEAP
walaupun secara matematis dapat memprediksi terpenuhinya pemenuhan
penyediaan air baku, namun tidak dapat memprediksi keberlanjutan multidimensi
pada DAS Ciliman. Karena itu, dilakukan analisis MDS menggunakan rapfish
modifikasi untuk mengetahui keberlanjutan multi dimensi dari aspek
ekologi/lingkungan, sosial, ekonomi, kelembagaan serta infrastruktur. Diperoleh
hasil bahwa indeks keberlanjutan DAS Ciliman dikategorikan kurang berkelanjutan
dengan nilai indeks 45,78% sehingga dilakukan pemodelan terhadap aspek yang
dikategorikan kurang berkelanjutan, menggunakan metode sistem dinamik untuk
melihat kecenderungan terhadap perilaku sistem dimasa yang akan datang.