Pemanfaatan Cendana (Santalum album Linn.) Oleh Masyarakat Mukim di Kabupaten Aceh Besar dan Pidie
View/ Open
Date
2019Author
Nurochman, Deden
Matangaran, Juang Rata
Santosa, Gunawan
Suharjito, Didik
Sari, Rita Kartika
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya pemanfaatan cendana asal
Provinsi Aceh yang dilakukan secara intensif setelah tahun 2000-an dan
diperdagangkan ke industri pengolahan cendana dengan mengatasnamakan
cendana asal Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Pemanfaatan cendana oleh
masyarakat dilakukan dengan memasarkan cendana dalam bentuk gubal cendana
(kayu bulat kecil) tanpa adanya strategi kebijakan untuk memanfaatkan cendana
secara berkelanjutan. Cendana merupakan hasil hutan dengan nilai ekonomi tinggi
yang memiliki penyebaran spesifik di wilayah timur Indonesia, antara lain: Provinsi
NTT, Bali, Jawa Timur, Yogyakarta, Sulawesi Tengah dan Maluku. Tujuan utama
penelitian ini adalah untuk merumuskan konsep pemanfaatan cendana secara
berkelanjutan. Tujuan utama tersebut dapat dipenuhi melalui pencapaian tujuan
antara, yaitu: (1) Menganalisis asal-usul keberadaan dan keragaman genetik
cendana asal Provinsi Aceh serta hubungan kekerabatannya dengan cendana
Provinsi NTT; (2) Menjelaskan potensi dan struktur tegakan, teknik pengelolaan
serta efisiensi pemanenan cendana yang dilakukan Masyarakat Mukim; (3)
Menganalisis hubungan kualitas cendana berdasarkan diameter pohon dan proporsi
kayu terasnya; (4) Menganalisis pola dan kinerja saluran pemasaran cendana; dan
(5) Menjelaskan peran dan efektivitas kelembagaan KPH dan Mukim dalam
pengelolaan sumberdaya cendana.
Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Kuta Malaka dan Sungai Makmur di
Kabupaten Aceh Besar serta di Kecamatan Muara Tiga dan Padang Tiji di
Kabupaten Pidie dari bulan April 2017 sampai bulan Januari 2018. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi teknik observasi,
wawancara semi terstruktur, wawancara terstruktur, wawancara mendalam, studi
dokumentasi, pengukuran, pengambilan sampel uji dan analisis laboratorium.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini teknik
pengambilan sampel secara sengaja (purposive sampling) yang terkait dengan
atribut cendana. Penelitian ini mengkombinasikan dua pendekatan, yaitu:
pendekatan pengelolaan hutan (timber management) dan pendekatan kelembagaan.
Berdasarkan kedua pendekatan tersebut maka penelitian ini mengkaji pemanfaatan
cendana kedalam empat sub-sistem, meliputi: pengelolaan, pengolahan, pemasaran
dan kelembagaan (struktur dan norma). Analisis data menggunakan metode
kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Populasi cendana yang ada di
Kabupaten Aceh Besar dan Pidie berasal dari Provinsi NTT, dengan pusat
keragaman genetik cendana berada di populasi Suka Makmur dan Padang Tiji. (2)
Teknik pengelolaan cendana yang dilakukan belum menjamin keberlanjutan
cendana dengan struktur tegakan cendana didominasi tegakan muda, proporsi
tingkat induk terhadap anakan rendah serta tidak adanya kegiatan persemaian dan
penanaman, melainkan hanya pemeliharaan, perlindungan dan pemanenan pohon
cendana. Teknik pemanenan pohon cendana menggunakan metode tree lenght
logging plus akar dengan tingkat efisiensi pemanenan cendana yang rendah. (3)
Cendana asal Aceh yang memenuhi standar mutu untuk tujuan penggunaan
kerajinan kayu dan minyak atsiri cendana berasal dari pohon cendana dengan
diameter pohon (dbh) minimal 15 cm dengan proporsi kayu teras minimal 48.53%
Cendana untuk penggunaan dupa wangi diutamakan dari limbah (sisa) pemanenan
pohon (batang, cabang dan ranting) dan ampas serbuk cendana hasil penyulingan.
(4) Lembaga-lembaga pemasaran cendana, terdiri atas: petani, pedagang
pengumpul lokal, pedagang pengumpul provinsi, pembeli lain dan industri yang
membentuk tiga pola saluran pemasaran. Secara umum kinerja saluran pemasaran
produk cendana belum mengarah kepada bentuk pasar yang efisien. Saluran
pemasaran cendana dengan rantai pemasaran yang pendek menghasilkan kinerja
pemasaran yang lebih baik. (5) Sumberdaya cendana yang dimanfaatkan
Masyarakat Mukim memiliki karakteristik private property dan communal property.
KPH dan Mukim belum mampu secara efektif mengatur pengelolaan sumberdaya
cendana yang dilakukan oleh Masyarakat Mukim secara berkelanjutan. Cendana
belum melembaga bagi KPH disebabkan tidak masuk dalam rencana pengelolaan
hutan (RPHJP). Pengelolaan sumberdaya cendana sebagai bagian dari Adat uteun
juga belum secara optimal dilaksanakan dan dipatuhi oleh masyarakat. Pengaruh
pihak luar lembaga Mukim dalam pengelolaan cendana sangat dominan yang
menyebabkan performansi (struktur dan proporsi) cendana yang rendah pada
tingkat induk (tiang dan pohon).
Nilai kebaruan yang diperoleh dari penelitian ini dapat dijelaskan sebagai
berikut: 1) asal-usul keberadaan, keragaman genetik dan hubungan kekerabatan
cendana asal Provinsi Aceh dengan cendana asal Provinsi NTT; 2) teknik
pengelolaan cendana yang dilakukan oleh masyarakat lokal di luar wilayah Provinsi
NTT, spesifik bagi Masyarakat Mukim di Provinsi Aceh; 3) penentuan pohon
cendana layak tebang berdasarkan diameter pohon dan proporsi kayu terasnya; 4)
pola dan kinerja pemasaran cendana yang ada di luar wilayah Provinsi NTT,
spesifik di Provinsi Aceh; 5) rekomendasi kelembagaan pemanfaatan cendana
secara berkelanjutan.
Implikasi teoritik dalam pemanfaatan cendana berdasarkan pendekatan
pengelolaan hutan (timber management) dan kelembagaan untuk mencapai
pengelolaan cendana secara berkelanjutan yaitu diperlukan sinergitas konsep
pengelolaan hutan dan konsep kelembagaan dalam setiap pemanfaatan sumberdaya
hutan. Hal ini disebabkan pemanfaatan cendana oleh Masyarakat Mukim belum
dilakukan secara berkelanjutan berdasarkan konsep pengelolaan hutan dan
kelembagaan. Konsep pengelolaan hutan menunjukkan bahwa pemanfaatan
cendana (pengelolaan, pengolahan dan pemasaran) oleh masyarakat Mukim masih
berada pada tingkat peralihan menuju konsep timber management. Konsep
kelembagaan dalam pemanfaatan cendana oleh Masyarakat Mukim menunjukkan
bahwa KPH dan Mukim belum efektif mengatur Masyarakat Mukim dalam
mengelola sumberdaya cendana secara berkelanjutan.
Collections
- DT - Forestry [343]