Respons mimi terhadap cahaya led merah dengan intensitas yang berbeda untuk mitigasi bycatch jaring insang dasar
View/ Open
Date
2019Author
Rahayu, Rosi
Wahju, Ronny Irawan
Mawardi, Wazir
Metadata
Show full item recordAbstract
Mimi merupakan hewan dilindungi yang menjadi permasalahan dalam
perikanan karena menjadi bycatch pada jaring insang dasar. Mimi yang tertangkap
berpotensi untuk merusak jaring karena mimi yang tersangkut jaring sangat sulit
dilepaskan sehingga nelayan terkadang merobek jaring untuk menghemat waktu.
Salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki permasalahan terkait bycatch adalah
perairan Utara Jawa, khususnya Mayangan. Hal ini terbukti adanya dominansi
bycatch mimi sebanyak 46% pada Agustus (Supadminingsih 2018). Oleh sebab itu,
upaya untuk mengurangi bycatch perlu dilakukan, salah satunya dengan
memanfaatkan tingkah laku visual mimi. Tingkah laku visual dipilih karena mimi
dominan memanfaatkan visual untuk beraktifitas seperti memijah dan mencari
makan. Selain itu mimi memiliki tingkat kepekaan cahaya yang tinggi sehingga
dalam penelitian ini cahaya LED merah digunakan sebagai teknologi alternatif
untuk mengurangi bycatch. Menurut Utami (2018), LED merah adalah warna yang
paling dijauhi oleh mimi dibandingkan warna LED lain. Namun, pada percobaan
Utami (2018) sebelumnya, jarak pola manuver mimi dengan sumber cahaya masih
cukup dekat dan hal ini dikhawatirkan berpotensi membuat mimi tersangkut jaring.
Diduga intensitas pada percobaan sebelumnya belum tepat, oleh karena itu dalam
penelitian ini menggunakan LED merah dengan intensitas yang berbeda, yaitu
rendah (3.68 × 10-6 W/cm2), sedang (5.47 × 10-6 W/cm2) dan tinggi (1.05 × 10-5
W/cm2). Selain itu, mata mimi yang terpapar oleh cahaya LED merah continous
secara terus-menerus dikhawatirkan akan mengalami adaptasi (Bourne dan Danielli
1975), sehingga untuk mencegahnya terjadi, maka digunakan LED merah dengan
efek flip-flop.
Tujuan dalam penelitian ini adalah menentukan 1) pola sebaran cahaya lampu
LED merah dengan intensitas yang berbeda, 2) pola dan waktu respons mimi
terhadap lampu LED merah continous dan flip-flop dengan intensitas yang berbeda
dan 3) menentukan intensitas lampu LED merah yang tepat untuk mitigasi bycatch
mimi.
Penelitian dilakukan pada April 2019 di Laboratorium Tingkah Laku Ikan
PSP FPIK IPB. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen
skala laboratorium dan menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Data yang
dikumpulkan berupa pola persebaran cahaya dari tiga intensitas berbeda, pola
respons dan waktu respons mimi. Data pola persebaran cahaya dan pola respons
mimi dianalisis secara deskriptif, sedangkan data waktu respons perpindahan mimi
dianalisis secara statistik yaitu uji Anova dan independent samples t-test.
Pola persebaran cahaya dari tiga intensitas tidak tersebar secara homogen
sehingga orientasi respons mimi juga akan berbeda terhadap pada tiga intensitas.
Respons yang ditunjukkan oleh mimi terbagi atas dua kategori, yaitu menjauhi
lampu dan mendekati lampu. Respons mimi yang menjauhi lampu tertinggi terdapat
pada intensitas rendah, sedangkan pada intensitas sedang dan tinggi mimi
menunjukkan tingkah laku yang agresif seperti cenderung menyerang lampu.
Respons mimi menjauhi cahaya direpresentasi oleh pola straight to dark (SD) dan
light to dark (LD) sedangkan respons mimi mendekati direpresentasi oleh pola
straight to light (SL) dan dark to light (DL), sedangkan mimi yang tidak memberi
respons disebut stagnan (ST). Dari kelima pola, pola yang dinilai paling baik adalah
SD. Mimi yang menunjukkan pola SD tertinggi adalah intensitas rendah, sebanyak
60%. Berdasarkan kriteria pola, intensitas yang paling baik adalah intensitas
rendah. Adapun waktu respons tercepat mimi menghindar terdapat pada intensitas
rendah selama 32.05 detik dan mimi tidak menunjukkan adanya agresifitas. Hal ini
juga dibuktikan dengan uji statistik, bahwa dari ketiga intensitas yang berbeda,
intensitas rendah adalah yang paling berpengaruh dalam waktu respons mimi
menghindar dengan nilai pvalue (0.006)<0.05. Selanjutnya, LED merah continuous
dengan intensitas paling tepat dibandingkan dengan LED flip-flop dengan intensitas
yang sama, hasilnya menunjukkan bahwa LED flip flop memberikan respons mimi
menjauhi cahaya lebih banyak dari pada continuous, yaitu sebanyak 75%. Selain
itu, waktu respons mimi menjauhi LED flip-flop juga lebih cepat daripada
continous dengan durasi 22.72 detik. Berdasarkan adanya respons penghindaran
mimi dengan waktu tercepat terhadap lampu LED flip-flop dengan intensitas
rendah (3.68 × 10-6 W/cm2), maka LED flip-flop berpeluang digunakan sebagai
teknologi alternatif dalam mitigasi bycatch mimi pada perikanan jaring insang
dasar.
Collections
- MT - Fisheries [3011]