Show simple item record

dc.contributor.advisorSaharjo, Bambang Hero
dc.contributor.advisorPutri, Eka Intan Kumala
dc.contributor.authorM. Nasir
dc.date.accessioned2020-07-28T01:02:13Z
dc.date.available2020-07-28T01:02:13Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/103248
dc.description.abstractDegradasi kualitas lingkungan pada Danau Toba berupa perubahan tata guna lahan dan konversi hutan meningkatkan lahan kritis dan menyebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi setiap tahun. Karhutla di Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Toba disebabkan oleh pembukaan lahan dengan metode pembakaran sehingga berdampak pada pencemaran lingkungan dan menimbulkan kerugian. Pencemaran dan kerusakan lingkungan pada Danau Toba perlu diatasi mengingat sejak Tahun 2016 pemerintah Indonesia menetapkan Danau Toba sebagai kawasan prioritas pariwisata yang ditargetkan menjadi destinasi dunia. Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk menemukan strategi pengendalian karhutla melalui pengembangan wisata di Danau Toba. Adapun secara khusus memiliki tujuan yaitu (1) mengidentifikasi dampak karhutla yang terjadi di Danau Toba, (2) menghitung nilai kerugian akibat karhutla, (3) menentukan prioritas strategi pengendalian karhutla melalui pengembangan wisata di Danau Toba. Penelitian ini dilaksanakan pada DTA Danau Toba yang terletak pada Tiga Desa yaitu 1) Desa Sirube-rube, Kecamatan Dolok Perdamaen, Kabupaten Simalungun, 2) Desa Aek Bolon Julu, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir, 3) Tele, Desa Partungko Naginjang, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir. Lokasi penelitian dipilih berdasarkan desa yang mengalami kejadian kebakaran hutan pada Tahun 2017 dan memiliki aksesibilitas yang baik dan dekat dengan beberapa objek wisata. Data dalam penelitian ini berupa data primer yang diperoleh dengan observasi lapangan, wawancara kepada masyarakat untuk perhitungan kerugian, dan para ahli untuk merumuskan prioritas strategi dengan metode Analisis Hierarki Proses (AHP) dan data sekunder yang diperoleh dari berbagai instansi yang terkait dengan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karhutla di Danau Toba menimbulkan dampak pencemaran udara berupa meningkatnya pelepasan karbon dan berkurangnya fungsi hutan dalam menyimpan karbon. Penurunan sumberdaya hutan yaitu; 1) penataan air, 2) pengendalian erosi, 3) pembentukan tanah 4) daur ulang unsur hara, 5) pengurai limbah, 6) keanekaragaman hayati, 7) sumber genetik. Hasil perhitungan kerugian ekonomi akibat karhutla pada DTA Danau Toba di Tahun 2017 menyebabkan kerugian sebesar Rp 4 332 551 640. Dalam mencapai tujuan (goal) yaitu pengendalian karhuta melalui pengembangan wisata di Danau Toba, maka urutan prioritas tinggi ke kecil sebagai kriteria yang dipenuhi berturut turut adalah hospitality (0.352), atraksi (0.231), fasilitas (0.201), dan aksesibilitas (0.216). Prioritas aktor yang memiliki peran besar ke kecil adalah pemerintah (0.5), swasta (0.3) dan masyarakat (0.2). Strategi prioritas yang paling dibutuhkan adalah optimalisasi hutan dan bentang lahan (0.404), ketersediaan anggaran (0.302), pengembangan sumber daya manusia (0.168), dan kegiatan promosi (0.108). Melalui alternatif strategi di atas dapat mengendalikan kebakaran melalui pengembangan wisata di Danau Toba.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcNatural resourcesid
dc.subject.ddcForest fireid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcSumatera Utaraid
dc.titleStrategi Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan melalui Pengembangan Wisata di Danau Toba.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordAHPid
dc.subject.keywordDanau Tobaid
dc.subject.keywordKebakaranid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record