Analisis Status Keberlanjutan Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat Provinsi Jambi
View/ Open
Date
2019Author
Saragih, Ida Kurnia
Rachmina, Dwi
Krisnamurthi, Bayu
Metadata
Show full item recordAbstract
Pembangunan berkelanjutan saat ini menjadi agenda pembangunan yang
tengah menjadi perhatian dunia. Konsep pembangunan berkelanjutan dibutuhkan
untuk memenuhi kebutuhan manusia yang bersifat tidak terbatas dengan sumber
daya alam yang terbatas sehingga diperlukan formula yang tepat untuk
mengintegrasikan antara alam atau lingkungan, ekonomi, dan sosial sebagai
wadah untuk berinteraksi. Perubahan arah pembangunan juga berdampak pada
arus bisnis dimana motif bisnis sudah menjadi 3P (profit, people, dan planet) yang
bermakna memperhatikan unsur keberlanjutan.
Komoditas kelapa sawit menjadi komoditas andalan bagi perekonomian
Indonesia juga mengalami tuntutan produksi berkelanjutan. Keberlanjutan
komoditas kelapa sawit meliputi seluruh rantai pasok,mulai dari kebun hingga
pabrik. Provinsi Jambi merupakan salah satu dari sepuluh besar provinsi penghasil
kelapa sawit, dimana 75 persen dari total luas lahan perkebunan kelapa sawit
adalah perkebunan rakyat.Perkebunan kelapa sawit rakyat merupakan bagian dari
rantai pasok komoditas kelapa sawit yang memerlukan aspek pembangunan
berkelanjutan.Keterbatasan menejerial, akses informasi, dan kemampuan
kelembagaan pada perkebunan kelapa sawit rakyat menjadi keterbatasan petani
dalam pemenuan aspek berkelanjutan.Penelitian ini digunakan untuk memetakan
kondisi keberlanjutan perkebunan kelapa sawit rakyat saat ini sehingga dapat
memberikan informasi tentang arah kebijakan untuk menciptakan keberlanjutan
perkebunan kelapa sawit rakyat di Provinsi Jambi.
Perkebunan kelapa sawit rakyat Provinsi Jambi telah memasuki tahap
sertifikasi keberlanjutan. Gabungan Kelompok Tani Tanjung Sehati (GTS) di
Kabupaten Merangin menjadi salah satu gapoktan yang telah tersertifikasi RSPO.
Penelitian ini menganalisis indeks dan status keberlanjutan perkebunan kelapa
sawit rakyat dengan membandingkan yang tersertifikasi dan non-sertifikasi.
Penelitian ini juga melihat indikator kunciyangmempengaruhi terhadap
keberlanjutan perkebunan kelapa sawit rakyat.
Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis keberlanjutan perkebunan
kelapa sawit rakyat Provinsi Jambi ditinjau dari lima dimensi yakni ekonomi,
sosial, lingkungan, kelembagaan, dan teknologi; (2) menganalisis indikator kunci
yang mempengaruhi keberlanjutan perkebunan kelapa sawit rakyat pada masingmasing
dimensi; (3) menganalisis keberlanjutan perkebunan kelapa sawit rakyat
tersertifikasi dan non-sertifikasi.
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer sebagai data
utama dan data sekunder sebagai data pendukung. Data primer diperoleh dengan
wawancara kepada petani sedangkan data sekunder diperoleh dari literature
review, Badan Pusat Statistik, dan Dinas Perkebunan Provinsi Jambi. Data
dianalisis menggunakan Teknik ordinasi RAPFISH yang ditransformasikan
menjadi RAP-Palmoil melalui metode Multidimensional Scaling
(MDS).Penelitian ini menggunakan 48 atribut yang ditentukan berdasarkan
criteria keberlanjutan perkebunan kelapa sawit rakyat oleh RSPO, ISPO, dan
penelitian terdahulu yang relevan pada penelitian ini. Atribut pada penelitian ini
terdiri 48 atribut pada dimensi ekonomi 9 atribut, sosial 10 atribut, lingkungan 9
atribut, kelembagaan 10 atribut, teknologi 10 atribut. Analisis ordinasi dengan
MDS untuk menentukan status keberlanjutan pada setiap dimensi dalam skala
indeks keberlanjutan. Melakukan analisis laverage untuk menentukan peubah
kunci yang mempengaruhi keberlanjutan, dan analisis monte carlountuk
menghitung dimensi ketidakpastian pada selang kepercayaan 95 persen.
Hasil analisis RAPPO menghasilkan nilai indeks keberlanjutan perkebunan
kelapa sawit rakyat secara multi dimensi cukup berkelanjutan (57.79). Indeks
keberlanjutan masing-masing dimensi menghasilkan nilai beragam, dimensi
ekonomi (54.11), dimensi sosial (66.83), dimensi lingkungan (58,64), dimensi
kelembagaan (46.40), dan teknologi (59.02). Kategori keberlanjutan berdasarkan
nilai indeks adalah cukup berkelanjutan pada dimensi ekonomi, sosial,
lingkungan, dan teknologi dan kurang berkelanjutan pada dimensi kelembagaan.
Indikator kunci yang mempengaruhi keberlanjutan perkebunan kelapa sawit
Provinsi Jambi yaitu pada dimensi ekonomi; sistem pendapatan perkebunan
kelapa sawit bagi petani, kemudahan akses informasi harga, keseimbangan
distribusi keuntungan, pada dimensi sosial; akses kesehatan, pandangan
masyarakat terhadap perkebunan kelapa sawit, akses pendidikan, pada dimensi
lingkungan; pencemaran lingkungan, penerapan teknis budidaya dan
pengangkutan, kesesuian lahan dan agroklimat, pada dimensi kelembagaan; akses
petani ke sumber teknologi, kemampuan LKM melayani kebutuhan petani,
kemampuan modal kelompok tani, dan pada dimensi lingkungan; mekanisme
pengelolaan tanah, jarak tanam, penggunaan pupuk sesuai rekomendasi.
Nilai indeks keberlanjutan pada perkebunan kelapa sawit rakyat
tersertifikasi yaitu 60.90, non-sertifikasi yaitu 53.10 dan keduanya masuk dalam
kategori cukup berkelanjutan. Nilai indeks keberlanjutan perkebunan kelapa sawit
rakyat non-sertifikasi non-mitra yaitu 46,65 dalam kategori kurang berkelanjutan
dan nilai indeks keberlanjutan pada perkebunan kelapa sawit rakyat non-sertifikasi
mitra yaitu 54.90 dalam kategori cukup berkelanjutan. Sementara nilai
keberlanjutan pada masing-masing dimensi nilai indeks keberlanjutan dimensi
lingkungan pada perkebunan tersertfikasi memiliki nilai tertinggi yaitu 71.56 dan
dimensi kelembagaan pada perkebunan non-sertifikasi non-mitra memiliki indeks
keberlanjutan terendah yaitu 30.03.
Collections
- MT - Economic and Management [2878]