Peningkatan Kualitas Reproduksi Induk Ikan Patin Siam (Pangasianodon Hypophthalmus) di Musim Kemarau Melalui Manipulasi Hormonal dan Asam Lemak Esensial Pakan
View/ Open
Date
2020Author
Pamungkas S, Wahyu
Jusadi, Dedi
Zairin Jr, Muhammad
Setiawati, Mia
Supriyono, Eddy
Imron
Metadata
Show full item recordAbstract
Ikan patin siam (Pangasianodon hypophthalmus) merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang menjadi komoditas unggulan dan diprogramkan untuk ditingkatkan produksinya. Pada pengembangannya, budidaya ikan patin siam masih mengalami kendala dalam hal kontinyuitas ketersediaan benih yang disebabkan terbatasnya kualitas dan kuantitas induk ikan yang matang gonad di musim kemarau, sehingga benih yang dihasilkan tidak berkesinambungan. Hal tersebut terjadi karena secara alami ikan patin siam merupakan jenis ikan yang memijah pada musim hujan, sedangkan pada musim kemarau sulit didapatkan induk betina yang matang gonad. Proses pematangan gonad dipengaruhi oleh sinyal lingkungan. Sinyal lingkungan yang dibutuhkan oleh ikan patin untuk matang gonad pada musim hujan tidak terdapat pada musim kemarau. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas induk ikan patin yang matang gonad secara kontinyu serta tidak bergantung pada musim adalah melalui manipulasi hormonal yang dikombinasikan dengan perbaikan nutrisi pakan induk.
Tujuan umum penelitian ini adalah meningkatkan kualitas reproduksi induk ikan patin siam di musim kemarau melalui manipulasi hormonal dan perbaikan pakan. Penelitian dibagi menjadi tiga tahap, yaitu: 1) induksi rematurasi menggunakan hormon Pregnant Mare Serum Gonadotrophin (PMSG), 2) pengaruh penggunaan asam lemak esensial n-6 dan n-3 dalam pakan untuk meningkatkan kualitas reproduksi induk dan 3) kombinasi penggunaan hormon PMSG dan asam lemak esensial n-6 dan n-3 dalam pakan terhadap kualitas reproduksi induk.
Penelitian pertama bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh hormon PMSG terhadap percepatan pematangan gonad induk betina di musim kemarau. Induk ikan diinduksi dengan empat perlakuan dosis PMSG (0, 5, 10 dan 20 IU kg-1 induk) secara acak lengkap dan tiga ulangan. Ikan yang digunakan adalah induk betina dengan bobot tubuh berkisar 2.5 - 4 kg sebanyak 5 ekor per jaring (ukuran 3x5x1.5 m3). Pengambilan sampel darah ikan dilakukan pada minggu ke- 0, 2, 4, 6 dan 8 untuk mengukur konsentrasi estradiol-17ß dan pada minggu ke- 0, 4 dan 8 untuk mengukur konsentrasi vitelogenin dalam plasma darah. Parameter reproduksi ikan meliputi persentase induk yang matang gonad, fekunditas, ovi somatic index, fertilization rate, hatching rate, produksi larva dan kelangsungan hidup larva. Hasil penelitian menunjukkan bahwa induksi PMSG (20 IU kg-1 induk) dapat meningkatkan kualitas reproduksi, yang diindikasikan dengan tingginya konsentrasi estradiol dan vitelogenin dalam plasma darah selama proses vitelogenesis, yang mempercepat perkembangan oosit dan pematangan gonad, menghasilkan nilai persentase induk matang gonad, ovi somatic index, fekunditas, produksi dan tingkat kelangsungan hidup larva yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Data keseluruhan menunjukkan bahwa induksi PMSG
pada dosis 20 IU kg-1 induk dapat mempercepat pematangan gonad induk di musim kemarau.
Penelitian tahap dua bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan asam lemak esensial dalam pakan induk terhadap kualitas reproduksi induk ikan patin siam. Ikan yang digunakan adalah induk betina dengan bobot tubuh berkisar 2.5 - 4 kg sebanyak 5 ekor per jaring (ukuran 3x5x1.5 m3) dan diberikan pakan uji selama pemeliharaan. Perlakuan yang diberikan adalah pakan yang mengandung minyak jagung (corn oil, CO) dengan jumlah yang berbeda dalam formulasi pakan, yaitu 0%, 1%, 2% dan 3% dengan tiga ulangan. Minyak ikan (fish oil, FO) ditambahkan sebanyak 1.5% dalam formulasi pakan. Ikan diberi makan dua kali sehari sebanyak 3% bobot biomasa. Perkembangan kematangan gonad diamati setiap dua minggu. Pengambilan sampel darah dilakukan pada minggu ke- 0, 2, 4, 6 dan 8 untuk mengukur konsentrasi estradiol-17ß dan pada minggu ke- 0, 4 dan 8 untuk mengukur konsentrasi vitelogenin. Konsentrasi estradiol-17ß dan vitelogenin menunjukkan peningkatan selama proses pematangan gonad. Terdapat perbedaan yang nyata pada parameter hatching rate, produksi larva per kilogram induk dan tingkat kelangsungan hidup larva, dengan hasil tertinggi diperoleh pada ikan yang diberi pakan CO 2%. Perbedaan yang nyata pada persentase induk matang gonad dan fekunditas per kg induk, dengan nilai tertinggi ditunjukkan oleh ikan yang diberi pakan dengan CO 2%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pemberian CO2% dan FO 1.5% dalam pakan sebagai sumber n-6 dan n-3 dapat meningkatkan kualitas reproduksi induk.
Penelitian tahap tiga dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh induksi hormon PMSG yang dikombinasikan dengan pemberian asam lemak n-6 dan n-3 dalam pakan terhadap percepatan pematangan gonad dan peningkatan kualitas reproduksi induk. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan tersebut adalah tanpa induksi hormon PMSG + pakan komersial, induksi hormon PMSG 20 IU kg-1 induk + pakan komersial, pakan formulasi dengan komposisi minyak jagung 2% dan minyak ikan 1.5% dalam pakan dan induksi hormon PMSG 20 IU kg-1 induk + pakan formulasi. Induk yang digunakan adalah induk betina dengan bobot tubuh berkisar 2.5 - 4 kg sebanyak 5 ekor per jaring ukuran 3x5x1.5 m. Pengambilan sampel darah dilakukan pada minggu ke- 0, 2, 4, 6 dan 8 untuk mengukur konsentrasi estradiol-17ß dan pada minggu ke- 0, 4 dan 8 untuk mengukur konsentrasi vitelogenin dalam plasma darah. Parameter reproduksi diukur pada akhir penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi induksi PMSG (20 IU kg-1 induk) dan pakan formulasi (CO 2%) menghasilkan kualitas reproduksi yang lebih tinggi dengan persentase induk matang gonad (93.33 %), produksi larva (160,013 ekor kg-1 induk) dan tingkat kelangsungan hidup larva (53.68%) dibandingkan perlakuan lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa induksi PMSG (20 IU kg-1 induk) dikombinasikan dengan pakan formulasi (CO 2%) dapat meningkatkan kualitas reproduksi.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari seluruh tahapan penelitian dapat disimpulkan bahwa induksi hormon PMSG dan pemberian pakan dengan asam lemak esensial n-6 dan n-3 dapat meningkatkan kualitas reproduksi induk ikan patin siam di musim kemarau.
Collections
- DT - Fisheries [725]