Risiko Produksi Usaha Peternakan Sapi Perah di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat
View/ Open
Date
2020Author
Noviana, Rosita
Fariyanti, Anna
Winandi, Ratna
Metadata
Show full item recordAbstract
Kecamatan Cisarua merupakan salah sentra produksi susu di Kabupaten
Bogor. Produktivitas susu di Kecamatan Cisarua terbilang lebih rendah dari
produktivitas susu di Kabupaten Bogor dan beberapa sentra produksi susu lainnya
di Kabupaten Bogor. Selain itu, produktivitas susu di Kecamatan Cisarua pun
terbilang berfluktuasi. Kedua hal tersebut mengindikasikan adanya risiko produksi
pada usaha peternakan sapi perah di Kecamatan Cisarua. Adanya risiko produksi
menyebabkan rendahnya produksi susu di Kecamatan Cisarua.
Risiko produksi yang terjadi juga berdampak terhadap pendapatan usaha
peternakan sapi perah di Kecamatan Cisarua. Selain itu, juga berpengaruh terhadap
preferensi risiko peternak sapi perah dan manajemen risiko para peternak sapi perah
di Kecamatan Cisarua. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: (1) menganalisis
pengaruh faktor-faktor risiko produksi usaha peternakan sapi perah di Kecamatan
Cisarua, (2) menganalisis pendapatan usaha peternakan sapi perah dengan adanya
risiko produksi di Kecamatan Cisarua, (3) menganalisis preferensi risiko peternak
sapi perah di Kecamatan Cisarua, dan (4) menganalisis manajemen risiko yang
dilakukan peternak dalam menghadapi risiko produksi peternakan sapi perah di
Kecamatan Cisarua.
Penelitian dilaksanakan pada usaha peternakan sapi perah di wilayah
Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Jenis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data cross section. Penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini dilakukan secara purposive kepada 57 peternak yang sudah menjalankan usaha
peternakan sapi perahnya selama minimal 3 tahun di Kecamatan Cisarua.
Selanjutnya, pencatatan output produksi berupa hasil perahan susu dilakukan pada
hewan ternak dalam masa laktasi kedua dan ketiga. Model Just and Pope digunakan
untuk menganalisis fungsi risiko produksi usaha peternakan sapi perah, perhitungan
expected return digunakan untuk menganalisis pendapatan dengan adanya risiko,
model Arrow-Pratt Absolute Risk Aversion digunakan untuk menganalisis
preferensi risiko peternak, serta analisis manajemen risiko.
Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor produksi yang bersifat
meningkatkan risiko produksi (risk inducing factor) pada usaha peternakan sapi
perah terdiri dari pakan berupa dedak, ampas tahu, konsentrat dan waktu kerja,
sedangkan faktor yang bersifat menurunkan risiko produksi (risk reducing factor)
pada usaha peternakan sapi perah adalah pakan berupa polar dan hijauan. Hasil
analisis nilai ekspektasi pendapatan usaha peternakan sapi perah dengan adanya
risiko produksi berupa penyakit tetap bernilai positif. Preferensi risiko peternak sapi
perah terhadap penggunaan input produksi secara keseluruhan bersifat risk taker
atau berani terhadap risiko produksi. Peternak sapi perah di Kecamatan Cisarua
telah melakukan tiga strategi manajemen risiko usahatani, yaitu strategi preventif
(preventive), mitigasi (mitigation), dan risk coping.
Para peternak sapi perah disarankan untuk melakukan pembelian pakan
hijauan sebagai tambahan pakan hijauan yang diperoeleh dari hasil mengarit. Hal
tersebut perlu dilakukan karena pakan hijauan merupakan pakan utama bagi ternak
sapi perah yang secara signifikan mampu meningkatkan produktivitas susu dan
menurunkan risiko produksi susu. Selain itu, para peternak juga disarankan untuk
secara konsisten memberikan polar sebagai salah satu campuran pakan
konsentratnya karena konsentrat diketahui mampu meningkatkan produktivitas
susu dan menurunkan risiko produksi susu. Komponen biaya produksi yang
biasanya diperuntukan untuk membeli ampas tahu, dapat dialihkan sebagian untuk
pembelian polar. Dengan demikian, diharapkan produksi susu para peternak sapi
perah di Kecamatan Cisarua dapat menjadi lebih baik.
Collections
- MT - Economic and Management [2878]