Perubahan Fisiologis dan Metabolit Benih Bawang Putih (Allium sativum L.) Varietas Lumbu Hijau dan Lumbu Kuning pada Penyimpanan Suhu Rendah
Abstract
Bawang putih merupakan salah satu komoditas hortikultura yang penting dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Tingginya tingkat konsumsi dibandingkan dengan produksi memberikan dampak terjadinya impor bawang putih untuk memenuhi kebutuhan nasional. Keadaan ini mendorong pemerintah untuk menargetkan swasembada. Untuk mendukung hal tersebut salah satu upaya adalah mempersiapkan penanganan pascapanen. Penyimpanan adalah adalah cara yang penting untuk mengatasi ketersediaan. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah menyimpan benih bawang putih adalah pada suhu rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji perubahan fisiologis pada dua varietas benih bawang putih (Allium sativum L) pada penyimpanan suhu rendah dan mengkaji pengaruh perubahan metabolit dua varietas benih bawang putih pada penyimpanan suhu rendah.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak yang terdiri atas 2 faktor yaitu suhu penyimpanan dan varietas. Suhu penyimpanan terdiri atas 3 taraf yaitu suhu 0°C, 5°C dan suhu ruang (25-32°C) dan varietas dengan 2 taraf yaitu Lumbu Hijau dan Lumbu Kuning. Penyimpanan yang dilakukan selama 6 bulan dengan parameter yang diamati adalah kadar air, susut bobot, pertunasan (sprouting), kerusakan umbi dan kadar kalsium (Ca).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan suhu dan varietas memberikan pengaruh terhadap susut bobot, kadar air, kerusakan, pertunasan dan perubahan senyawa metabolit. Penyimpanan benih bawang putih selama 6 bulan pada suhu 5°C lebih mampu menekan kerusakan selama penyimpanan dengan kerusakan terendah yaitu 0.98 % pada varietas Lumbu Hijau dan 19.42% pada Lumbu Kuning. Peningkatan senyawa metabolit 3h-1,2 dithiole dan dially disulphide pada benih bawang putih varietas Lumbu Kuning yang disimpan selama 6 bulan di suhu 5°C lebih cepat menyebabkan pertunasan.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2271]