Suplementasi Sericin pada Media Koleksi dan/atau Maturasi In Vitro untuk Meningkatkan Kualitas Oosit Sapi
View/ Open
Date
2020Author
Satrio, Faisal Amri
Bambang, Purwantara
Karja, Ni Wayan Kurniani
Metadata
Show full item recordAbstract
Kualitas oosit menjadi salah satu faktor penting dalam produksi embrio
secara in vitro (IVEP). Kualitas oosit yang dimatangkan secara in vitro dilaporkan
tidak sebaik in vivo. Hal tersebut berhubungan dengan stres pada oosit yang terjadi
selama proses IVEP. Ovarium yang dikoleksi dari rumah potong hewan sudah
terhenti aliran darahnya, sehingga mengakibatkan kondisi iskemia. Dalam keadaan
iskemia, reoksigenasi akan membentuk radikal oksigen yang bersifat toksik. Selain
itu, oosit sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan selama maturasi in vitro,
terutama akibat perbedaan kadar oksigen. Perbedaan lingkungan tersebut juga
mengakibatkan kejadian stres oksidatif. Kejadian stres oksidatif pada sel
mengakibatkan gangguan pada sel dan berakhir pada kematian sel. Sericin
merupakan kelompok protein globular larut air yang diproduksi oleh ulat sutera
Bombyx mori bagian kepompong. Sericin banyak mengandung serin yang tergolong
dalam kelompok asam amino hidroksil. Komponen tersebut memiliki aksi
antioksidan. Aksi antioksidan dari kelompok tersebut dilakukan dengan cara
mengkelat elemen logam seperti besi dan tembaga. Sericin sebagai antioksidan
mampu menekan peroksidasi lipid dan menurunkan level H2O2 yang menginduksi
kejadian stres oksidatif. Selain itu, sericin sebagai bahan substitusi dari BSA
mampu meningkatkan hyaluronan dan mempercepat ekspresi CD44 mRNA pada
oosit, sehingga dapat meningkatkan pematangan inti oosit. Penelitian ini bertujuan
untuk mengkaji suplementasi sericin pada media koleksi dan/atau maturasi in vitro
terhadap tingkat pematangan inti dan DNA fragmentasi oosit sapi.
Penelitian ini dibagi menjadi dua tahapan, tahap pertama bertujuan untuk
mengevaluasi tingkat pematangan inti oosit yang disuplementasi sericin pada
medium koleksi dengan konsentrasi 0.1%, 0.5%, 1% dan kontrol (tanpa sericin).
Penelitian berikutnya dilakukan untuk mengevaluasi tingkat pematangan inti dan
fragmentasi DNA dari oosit yang dikoleksi dengan atau tanpa sericin 0.1% dan
dimaturasi dengan atau tanpa sericin 0.1%. Oosit yang telah termaturasi kemudian
diwarnai dengan terminal deoxynucleotidyl transferase (TdT) dUTP nick-end
labeling (TUNEL) dan Hoechst 33342. Kemudian status inti dan tingkat
fragmentasi DNA dievaluasi menggunakan Zeiss Confocal Laser Scanning
Microscope 710. Hasil penelitian pertama menunjukkan bahwa persentasi oosit
pada kelompok ser 0.1% mencapai tahap metafase II (MII) lebih tinggi secara
signifikan jika dibandingkan dengan kontrol (P<0.05). Pada penelitian berikutnya,
kelompok Ser 0.1%; +BSA+Ser 0.1% memiliki persentasi pematangan inti tertinggi
jika dibandingkan kelompok kontrol (P<0.05). Tingkat fragmentasi DNA oosit sapi
terlihat tidak berbeda secara signifikan pada semua perlakuan (P>0.05). Penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa suplementasi 0.1% sericin pada medium koleksi
mampu meningkatkan pematangan inti oosit sapi, namun tidak berpengaruh
terhadap tingkat fragmentasi DNA.
Collections
- MT - Veterinary Science [899]