Analisis Respon Hidrologi dan Perencanaan Pengelolaan DAS di Sub DAS Opak Hulu.
View/ Open
Date
2020Author
Widiatmoko, Nicko
Tarigan, Suria Darma
Wahjunie, Enni Dwi
Metadata
Show full item recordAbstract
Daerah aliran sungai (DAS) adalah sebuah kawasan yang dibatasi oleh
pemisah topografis, yang menyimpan, menampung dan mengalirkan air curah hujan
yang jatuh di atasnya ke sungai utama yang bermuara ke laut atau danau. Sub DAS
Opak hulu merupakan bagian dari DAS Opak-Oyo yang berada di Provinsi DIY.
Perkembangan kota tersebut berpengaruh terhadap daerah di sekitarnya sehingga
mendorong perubahan penggunaan lahan daerah dan tentunya berpengaruh terhadap
Sub DAS Opak Hulu.
Perubahan penggunaan lahan non-terbangun menjadi terbangun di sub DAS
Opak Hulu terjadi karena pertumbuhan jumlah penduduk dan perkembangan
interaksi daerah di sekitarnya. Adanya permasalahan tersebut perlu dilakukan
pengelolaan DAS berdasarkan analisis perubahan penggunaan lahan dan respon
hidrologi Sub DAS Opak Hulu. Model SWAT dapat digunakan untuk pengukuran
analisis respon hidrologi berdasarkan perubahan penggunaan lahan serta simulasi
penerapan teknik Konservasi Tanah dan Air untuk mengevaluasi kegiatan
pengelolaan DAS.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji respon hidrologi Sub DAS Opak Hulu
berdasarkan karateristik hidrologinya dan menentukan rekomendasi perencanaan
pengelolaan DAS. Penentuan perencanaan pengelolaan DAS didasarkan pada
skenario terbaik hasil model SWAT.
Analisis kondisi DAS berdasarkan karateristik hidrologi pada simulasi
penggunaan lahan eksisting (tahun 2017), penerapan Rencana Teknik Rehabilitasi
Hutan dan Lahan (RTk-RHL) DAS (skenario 1), penerapan RTRW D.I.Yogyakarta
dan Jawa Tengah (skenario 2), penerapan Teknik Konservasi Tanah dan Air (KTA)
pada penggunaan lahan eksisting (skenario 3), dan penerapan peta kawasan hutan
negara (skenario 4).
Kalibrasi model menunjukkan nilai NSE 0.72 (kategori baik) dan nilai R2 0.77.
Validasi model menghasilkan nilai NSE 0.68 (kategori baik) dan R2 0.70.
Berdasarkan hasil kalibrasi dan validasi, Model SWAT dapat digunakan untuk
menganalisis karakteristik hidrologi di Sub DAS Opak Hulu.
Perubahan penggunaan lahan Sub DAS Opak Hulu tahun 2012-2017
mengalami peningkatan signifikan pada pertanian lahan kering campur (3.21%) dan
semak belukar (1.43%). Penggunaan lahan menurun signifikan yaitu tanah terbuka
(2.31%) dan pertanian lahan kering (1.71%).
Hasil penelitian menunjukkan pada kondisi penggunaan lahan eksisting (tahun
2017), dihasilkan nilai KAT sebesar 0.4 (kategori tinggi) dan KRA sebesar 85.16
(kategori tinggi). Hasil analisis respon hidrologi semua penerapan skenario dapat
menurunkan aliran permukaan, meningkatkan aliran lateral dan aliran dasar,
sehingga menurunkan nilai KAT dan KRA. Rekomendasi penggunaan lahan terbaik
di Sub DAS Opak Hulu adalah skenario 3 (Teknik KTA) sebagai skenario alternatif
perencanaan pengelolaan DAS. Skenario 3 menunjukkan hasil yang lebih baik
dibandingkan dengan skenario lainnya ditunjukkan dengan penurunan aliran
permukaan sebesar 26.03%, peningkatan aliran lateral sebesar 12.27% dan aliran
dasar sebesar 17.69% serta perubahan nilai KAT dan KRA menjadi kategori sedang
(S).
Collections
- MT - Agriculture [3787]