Mutu Benih Jagung (Zea mays) Berdasarkan Perbedaan Tata Letak Benih pada Tongkol
Abstract
Jagung termasuk ke dalam salah satu komoditas yang sangat prospektif. Data
menunjukkan adanya peningkatan penggunaan jagung yang signifikan di Indonesia
dari tahun 2014 hingga 2017. Ketersediaan benih jagung hibrida maupun bersari
bebas yang bermutu masih menjadi masalah petani di daerah-daerah terpencil.
Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh panjang tongkol dan letak benih
pada tongkol terhadap mutu benih jagung. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan
Maret 2019 hingga Agustus 2019 bertempat di Laboratorium Pengujian dan
Penyimpanan Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan
Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor yaitu panjang tongkol
dan letak benih. Faktor panjang tongkol terdiri atas 3 taraf, yaitu <16 cm, 16-18 cm,
dan >18 cm sedangkan faktor letak benih terdiri atas 5 taraf, yaitu T1 (pangkal
tongkol), T2 (antara pangkal dengan tengah tongkol), T3 (tengah tongkol), T4
(antara tengah dan ujung tongkol), dan T5 (ujung tongkol). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa letak benih dan panjang tongkol berpengaruh secara nyata
terhadap peubah bobot 1000 butir, benih berukuran lebih dari 8 mm, benih
berbentuk pipih sempurna, dan persentase radicle emergence. Benih yang terletak
di T2, T3, dan T4 pada semua panjang tongkol memiliki peubah benih berukuran
lebih dari 8 mm, benih berbentuk pipih sempurna, bobot 1000 butir, dan persentase
radicle emergence yang lebih tinggi dari letak benih lainnya.