Kajian Kualitas Perairan terhadap Kelimpahan dan Senyawa Bioaktif Antibakteri Spons Demospongiae di Kepulauan Seribu DKI Jakarta
Abstract
Spons adalah hewan multisel yang paling sederhana dan memiliki bentuk yang bervariasi. Spons merupakan anggota dari Filum Porifera yang mengandung senyawa bioaktif yang paling potensial bahkan lebih banyak dibandingkan alga dan tumbuhan darat. Senyawa bioaktif yang dimilikinya bersifat biofarmakologik seperti antijamur, antibakteri dan antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk: (a) mengkaji kualitas fisika-kimia perairan tempat hidup spons Demospongiae, (b) mengkaji kelimpahan spons Demospongiae pada tiga kondisi perairan yang berbeda, (c) mengkaji senyawa bioaktif antibakteri ekstrak spons Demospongiae terhadap bakteri patogen Staphylococcus aureus dan Eschericia coli dengan melihat ukuran diameter zona hambat (zona bening), serta (d) melihat hubungan kualitas perairan terhadap kelimpahan dan senyawa bioaktif antibakteri ekstrak spons Demospongiae. Penelitian dilakukan selama 5 bulan, mulai bulan Agustus-Desember 2005. Penelitian di lapangan di lakukan di Kepulauan Seribu DKI Jakarta yaitu Pulau Lancang (daerah yang relatif kotor), Pulau Pari dan Pulau Pramuka (daerah relatif bersih), sedangkan penelitian di laboratorium dilakukan di laboratorium Lingkungan PPLH (Pusat Penelitian Lingkungan Hidup), IPB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kualitas perairan berdasarkan klasifikasi hierarki adalah stasiun 3 BPP dengan kecepatan arus, TSS dan silikat tinggi, stasiun 5 TPR dengan N-NO3 dan P-PO4 yang tinggi dan stasiun 1UPL, 2 UPP, 4 UPR, 6 BPR dan 7 SPR dengan ciri parameter fisika -kimia perairan relatif rendah. Perairan Kepulauan Seribu DKI Jakarta (Pulau Lancang, Pulau Pari dan Pulau Pramuka untuk semua stasiunnya) mempunyai 30 jenis dengan 9 Ordo, dimana Ordo yang paling dominan adalah Haplosclerida sedangkan jenis yang dominan adalah Petrosia sp, Xestospongia sp1 dan Xestospongia sp2. Spesies spons Demospongiae dengan kelimpahan (ind/m2) yang relatif tinggi dan memiliki senyawa bioaktif antibakteri tertinggi baik antar spesies spons yang aktif maupun terhadap ampicillinnya adalah Liosina sp (6,84 mm) di stasiun 7 SPPra terhadap bakteri E. coli, sedangkan terhadap S. aureus adalah Acantella cavernosa (6,36 mm) di stasiun 4 TPR dengan kelimpahan yang relatif sedang. Distribusi dan kelimpahan spons sangat dipengaruhi oleh, suhu, salinitas, NO3, P-PO4, silikat dan kekeruhan.
Collections
- MT - Fisheries [3019]