Estimasi Kerugian Ekonomi Akibat Industri Batik di Kelurahan Jenggot Kecamatan Pekalongan Selatan
Abstract
Pertumbuhan dan perkembangan industri batik di Kota Pekalongan
memberikan kontribusi bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Namun
pertumbuhan dan perkembangan industri batik tidak diimbangi dengan tingkat
kesadaran masyarakat pelaku industri batik terhadap pentingnya menjaga
lingkungan, sehingga banyak pelaku industri batik yang membuang limbahnya
langsung ke sungai. Hal ini menimbulkan dampak negatif seperti terjadinya
pencemaran sungai, pencemaran air tanah, dan penyakit kulit. Kelurahan Jenggot
merupakan salah satu sentra produksi batik di Kota Pekalongan yang tercemar
limbah. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi persepsi masyarakat
mengenai pencemaran akibat limbah batik di Kelurahan Jenggot, (2)
mengestimasi kerugian ekonomi masyarakat akibat pencemaran limbah batik di
Kelurahan Jenggot, dan (3) menganalisis keberlanjutan industri batik di
Kelurahan Jenggot. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, Cost of
Illness, Replacement Cost, dan Product Service System. Hasil penelitian
menunjukkan, mayoritas masyarakat menyampaikan persepsinya bahwa Sungai
Setu sudah sangat tercemar dan memberikan dampak buruk bagi lingkungan
berupa sungai yang bau dan berwarna keruh, air tanah tercemar dan tidak bisa
digunakan untuk kebutuhan sehari-hari khususnya konsumsi, dan sakit kulit
apabila menggunakan air yang tercemar tersebut. Hasil dari estimasi kerugian
ekonomi masyarakat diperoleh dengan rata-rata kerugian yaitu
Rp.986.966/KK/tahun dan total biaya eksternal yaitu Rp.644.057.129/tahun. Nilai
keberlanjutan industri batik di Kelurahan Jenggot sebesar 0,40 yang artinya
tergolong kategori sedang dan perlu untuk ditingkatkan ke level berikutnya
dengan memerhatikan setiap kriteria-kriteria yang ada di semua dimensi
khususnya dimensi lingkungan.