Pencemaran Merkuri di Sungai Cisuren Hilir Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Jawa Barat
View/ Open
Date
2019Author
Dwiutama, Yusuf
Priyono, Agus
Ardiwinata, Asep Nugraha
Metadata
Show full item recordAbstract
Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) memiliki manfaat utama
sebagai sumber air. Kondisi perairan di TNGHS memiliki potensi yang tinggi untuk
tercemar limbah pertambangan seperti merkuri karena jumlah Penambangan Emas
Tanpa Izin (PETI) yang banyak dilakukan dan sudah berangsur lama. Pemanfaatan
air sungai sebagai pengairan sawah serta menjadi habitat tempat satwa hidup akan
terkena dampak apabila sungai tercemar merkuri. Merkuri sangat berbahaya apabila
terpapar manusia yang akan menyebabkan kerusakan fungsi otak, gangguan ezim,
bahkan kematian. Oleh karena itu diperlukan penelitian terkait pencemaran merkuri
di Sungai Cisuren TNGHS. Penelitian dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus
2019. Metode yang digunakan untuk pengambilan sampel ialah purposive sampling
sedangkan uji kandungan merkuri menggungakan Atomic Absorption Spectroscopy
(AAS), sampel diambil pada 3 stasiun yang masing-masing berjarak 100 meter.
Hasil penelitian mendapatkan bahwa air, sedimen sawah, sedimen sungai, dan biota
air yang berupa susuh kura (Sulcospira testudinaria), udang kali (Macrobrachium
lanchesteri), dan katak tegalan (Fejervarya limnocharis) telah tercemar merkuri.
Hasil menunjukkan merkuri pada air berkisar antara 1.4 – 1.7 μg/L, di biota air
sebesar 39.33 – 309.96 μg/kg, serta kandungan merkuri tertinggi terdapat pada
sedimen yang berkisar 330 – 590 μg/kg dan telah melebihi baku mutu yang
ditetapkan yaitu sebesar 130 μg/kg untuk sedimen sungai dan 1 μg/kg untuk
sedimen sawah. Pencemaran air sungai terjadi karena pembuangan limbah langsung
dari pengolahan, sedangkan sedimen tercemar disebabkan pengendapan dan proses
adsorpsi pada merkuri, serta biota air tercemar diakibatkan oleh proses makan,
bernafas, dan paparan pada kulit.