Keragaan Hasil serta Interaksi Genotipe dan Lingkungan pada Ketahanan terhadap Penyakit Karat Daun Galur-galur Harapan Sorgum IPB
Abstract
Target pengembangan varietas sorgum adalah produktivitas tinggi. Sejak
tahun 2018, selain produktivitas tinggi, ketahanan terhadap penyakit karat daun
telah menjadi salah satu syarat pelepasan varietas. Calon varietas harus memiliki
sifat minimal agak tahan hingga tahan terhadap penyakit karat daun yang
disebabkan oleh cendawan Puccinia purpurea. Oleh karena itu, identifikasi
ketahanan penyakit karat daun sangat penting dalam program pemuliaan sorgum.
Penelitian pada gandum melaporkan bahwa keparahan penyakit karat daun
dipengaruhi oleh interaksi genetik dan lingkungan (G × E). Galur yang sama
memiliki respon ketahanan yang berbeda di lingkungan yang berbeda. Hal ini
menunjukkan bahwa interaksi G × E tidak dapat diabaikan karena dapat
menyebabkan kekeliruan dalam memberikan rekomendasi varietas. Penelitian ini
melaporkan keragaan hasil galur-galur harapan sorgum, pengaruh interaksi G × E
terhadap ketahanan penyakit karat daun pada galur-galur harapan sorgum IPB di
dua lingkungan yang berbeda dan korelasi tingkat ketahanan dengan produktivitas.
Percobaan pertama yaitu keragaan agronomi galur-galur harapan sorgum
IPB. Genotipe memiliki pengaruh yang nyata terhadap karakter tinggi tanaman,
diameter batang, jumlah daun, panjang malai, bobot malai, bobot biji/malai, bobot
1000 biji, bobot malai ubinan, bobot biji ubinan, umur berbunga, umur panen,
periode pengisian biji, dan produktivitas. Ideotipe sorgum yang diinginkan yaitu
memiliki bobot biji/malai yang tinggi, produktivitas yang tinggi, tinggi tanaman
minimal setara atau mirip dengan varietas nasional Numbu, dan memiliki biji
berwarna terang (kuning atau putih keabuan). Hasil penelitian ini berhasil
mengidentifikasi dua galur yang memenuhi ideotipe tersebut, yaitu N/UP-4-3 dan
N/UP-118-3.
Percobaan kedua yaitu interaksi G × E ketahanan penyakit karat daun galurgalur
harapan sorgum IPB di dua lingkungan. Hasil analisis ragam gabungan
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang nyata dari interaksi G × E terhadap
keparahan penyakit karat daun galur-galur sorgum yang diuji. Pengaruh interaksi
G × E yang menyebabkan perubahan respon ketahanan penyakit antar lingkungan
uji. Terjadi penurunan persentasi keparahan penyakit karat daun di Bogor,
sehingga galur-galur sorgum yang diuji di Bogor menunjukkan respon yang lebih
tahan dibandingkan di Maros. Varietas Kawali dan galur N/UP-159-9
menunjukkan respon yang tetap pada kedua lingkungan tersebut. Galur-galur
sorgum hasil pemuliaan IPB memiliki respon sangat rentan, rentan, dan moderat
terhadap penyakit karat daun. Galur N/UP-139-5, N/UP-48-2, dan N/UP-89-3
ditemukan moderat di lingkungan uji Bogor.
Collections
- MT - Agriculture [3683]