Pengaruh Suplemen Sumsum Tulang Sapi pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Bunting terhadap Organ Usus dan Pankreas Anak Tikus
Effect of Beef Bone Marrow Supplement on Pregnant White Rat (Rattus norvegicus) to Small Intestine and Pancreas of Rat Offspring
View/ Open
Date
2019Author
Sari, Delia Fitria
Estuningsih, Sri
Adnyane
Metadata
Show full item recordAbstract
Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) akibat Intrauterine Growth
Retardation (IUGR) pada ibu menjadi masalah yang hingga kini sulit diatasi.
Pencegahan kejadian IUGR dapat dilakukan dengan memperbaiki nutrisi yang
diterima oleh ibu yang sedang mengandung. Salah satu bahan yang memiliki
beragam nutrisi yaitu sumsum tulang sapi. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengukur perubahan terhadap usus halus dan pankreas anak tikus putih (Rattus
norvegicus) yang induknya diberikan perlakuan pakan yang mengandung sumsum
tulang sapi selama kebuntingan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
hewan coba anak tikus putih yang organnya diperiksa secara histopatologi dengan
pewarnaan Hematoxylin Eosin (HE). Induk tikus yang bunting mulai diberi
perlakuan dalam bentuk perbedaan formulasi pakan pada hari 0 kebuntingan. Pakan
yang diberikan adalah pakan komersil (PN), pakan penginduksi IUGR (IUGR),
pakan yang mengandung sumsum tulang sapi Donggala yang dipelihara semi
intensif (SDi), pakan yang mengandung sumsum tulang sapi Donggala yang
dipelihara tradisional (SDt), pakan yang mengandung sumsum tulang sapi Bali
yang dipelihara semi intensif (SBi), dan pakan yang mengandung sumsum tulang
sapi Bali yang dipelihara tradisional (SBt). Anak tikus dinekropsi pada umur dua
bulan dan diambil organ usus halus dan pankreas untuk kemudian dibuat preparat
histopatologi. Variabel penelitian yang diamati yaitu luas permukaan vili usus,
jumlah vili usus, jumlah kripta usus, luas pulau Langerhans, dan jumlah sel pulau
Langerhans. Hasil yang didapatkan pada pengamatan organ usus halus adalah
kelompok SBi memiliki kecenderungan meningkatkan variabel luas permukaan vili
dan jumlah kripta, sedangkan kelompok sapi Donggala (SDi dan SDt) memiliki
kecenderungan meningkatkan jumlah vili. Hasil dari pengamatan organ pankreas,
kelompok pakan normal memiliki rataan luas pulau Langerhans yang paling tinggi
dan kelompok SBt memiliki rataan jumlah sel pulau Langerhans paling tinggi.
Pemberian pakan yang mengandung sumsum tulang sapi pada anak tikus tidak
menunjukkan pengaruh yang nyata pada kelima variabel yang diamati.