Penilaian Daur Hidup (Life Cycle Assessment) Produk Kina di PT Sinkona Indonesia Lestari
View/ Open
Date
2019Author
Parameswari, Pinkan Pangestu
Yani, Mohammad
Ismayana, Andes
Metadata
Show full item recordAbstract
PT Sinkona Indonesia Lestari adalah anak perusahaan dari dua Badan Usaha Milik Negara yaitu PT Kimia Farma dan PT Perkebunan Nusantara VIII. PT Sinkona Indonesia Lestari (SIL) memproduksi cinchona atau tanaman kina yang merupakan tanaman obat yang mengandung quinine yang dikenal sebagai obat malaria. Cinchona diekstraksi untuk diambil kandungan quinine. Penilaian jumlah emisi yang dikeluarkan selama proses produksi dapat dilakukan dengan menggunakan metode Life Cycle Assessment (LCA). Selain itu, LCA juga dapat digunakan untuk melakukan perbaikan dalam siklus hidup yang bertujuan untuk mengurangi jumlah emisi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai dampak lingkungan berupa gas rumah kaca (GRK), asidifikasi dan eutrofikasi, serta upaya untuk mengurangi dampak lingkungan tersebut. Tahapan dari penelitian ini adalah menentukan tujuan dan ruang lingkup, analisis inventori daur hidup, analisa penilaian dampak lingkungan, dan analisis interpretasi hasil.
Hasil dampak berdasarkan data inventori yang dilakukan menunjukan dampak GRK merupakan dampak tertinggi yang dihasilkan setiap tahunnya dari 2013-2016. Urutan kategori polutan penyebab GRK berdasarkan yang paling tinggi adalah CO₂, N₂O, dan CH₄, sedangkan peringkat rata-rata sumber GRK di PT SIL berturut berturut adalah minyak residu, listrik, solar,genset, ampas kina, dan limbah cair. Kategori polutan yang mengakibatkan dampak terhadap asidifikasi dari yang paling tinggi adalah SOₓ, NOₓ, dan NH₃, sedangkan peringkat rata-rata sumber asidifikasi garam kina berturut-berturut adalah listrik, minyak residu, ampas kina, dan solar genset. Kategori polutan yang mengakibatkan dampak terhadap eutrofikasi dari yang paling tinggi adalah PO₄³⁻, NOₓ, sedangkan peringkat rata-rata sumber eutrofikasi di PT SIL berturut-turut adalah listrik, minyak residu, limbah cair, ampas kina, abu ketel, dan solar genset. Diketahui juga setiap 1 ton garam kina menghasilkan emisi GRK sebesar 42.1824 ton CO2-eq, emisi asidifikasi 0.2164 ton SO2-eq, dan emisi eutrofikasi sebesar 0.0128 ton PO43—eq.
Dalam upaya menurunkan emisi GRK, asidifikasi, dan eutrofikasi, dalam penelitian ini menggunakan 2 alternatif. Pada alternatif 1, dengan melakukan perbaikan dengan cara mengganti minyak residu sebagai sumber energi dengan menggunakan solar IDO, serta dapat menurunkan emisi GRK 7.7%, asidifikasi 0.11%, dan eutrofikasi 0.4%. Pada alternatif 2 yaitu dengan pemanfaatan limbah ampas kina menjadi briket dapat menurunkan emisi 0.17% GRK 0.55% asidifikasi, 2% eutrofikasi, serta dapat menghasilkan energi alternatif sebesar 34.24 TJ.