Ketersediaan Tenaga Operator dan Peluang Penggunaan Feeder Mekanis pada Penggergajian Kayu Mesin Di Kabupaten Bogor.
Abstract
Ketersediaan tenaga operator terampil secara kuantitatif akan menentukan
produktivitas fisik/volume, dan secara kualitatif akan menentukan kesesuaian
dengan kualitas output yang diinginkan.Masalah ketersediaan tenaga operator
terampil diharapkan dapat diatasi dengan bantuan alat feeder mekanis.Dari
penelitian ini industri penggergajian kayu di Kabupaten Bogor secara umum
belum pernah mengetahui dan menggunakan alat tersebut. Pengelolaan industri
umumnya masih sederhana, di mana dari sebanyak 30 sampel, hanya 2 unit
(6.7 %) industri penggergajian kayu memiliki sistem pembagian kerja, dan hanya
3 (10%) unit yang memakai sistem K3. Kapasitas volume penggergajian kayu
beragam dan berkisar antara 20 m3hingga 192 m3. Sebanyak 73.3 % industri
penggergajian kayu termasuk kapasitas produksi kecil dan sedang, sertaumur
berkisar antara 5 bulan sampai 29 tahun dengan rata-rata 8.7 tahun. Jenis kayu
yang diolah dan kualitas kayu yang dihasilkan juga bervariasi, ada kayu
berkualitas tinggi, sedang, dan rendah, yang akan digunakan sebagai bahan
bangunan, pallet, dan meubeler. Penjualan hasil kayu gergajian masih disekitar
Jabodetabek, sehingga kesadaran pentingnya kualitas masih rendah
(93.3%).Mereka (53.3 %) juga menilai adanya kesulitan menyediakan tenaga
terampil, dan mereka (53.3 %) menganggap alat feeder mekanis DD-1 merupakan
solusi untuk mendapatkan hasil gergajian yang lurus dan berkualitas baik.
Walaupun sebanyak 25 unit (83.3%) industri penggergajian kayu menganggap
kualitas berpengaruh terhadap harga, tapi kenyataannya kualitas tidak
berpengaruh terhadap harga karena adanya sistem pemasaran oleh
paguyuban.Penggunaan alat feeder mekanis diminati dan diharapkan dapat
meminimalisasi angka kecelakaan kerja.Sebanyak 21 unit (70 %) yang
memperkirakan harga alat feeder mekanis yang terjangkauuntuk investasi berkisar
pada harga Rp 2.000.000- Rp 6.000.000.
Collections
- UT - Forest Management [3059]