Sifat dasar tiga jenis kayu lesser-used species dan peningkatan mutunya melalui teknik densifikasi
View/ Open
Date
2019Author
Augustina, Sarah
Wahyudi, Imam
Darmawan, I Wayan
Metadata
Show full item recordAbstract
Sifat dasar yang meliputi ciri anatomi, nilai turunan dimensi serat, sifat fisismekanis,
kimia, dan keawetan alami tiga jenis kayu lesser-used species asal
Kalimantan Utara, yaitu nyatoh, pisang putih, dan sepetir serta peningkatan mutu
kayunya melalui teknik densifikasi sudah diteliti guna mendukung pemanfaatan
kayu secara tepat guna dan peningkatan nilai tambah kayu. Ciri anatomi, nilai
turunan dimensi serat, sifat fisis-mekanis, kimia, dan keawetan alami diukur dan
dihitung menggunakan prosedur standar masing-masing parameter. Proses
peningkatan mutu dilakukan secara densifikasi menggunakan hot press machine
pada tekanan 30 kg/cm2, suhu 160 °C selama 15 menit, dengan dua tingkat
pengurangan tebal yaitu 20 dan 40% dari ukuran awal dan rendaman panas suhu
80 °C dalam larutan boron 2 dan 5% sebagai pra-perlakuan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sifat dasar ketiga jenis kayu yang diteliti memiliki persamaan
dan perbedaan. Dari segi anatomi ciri khas kayu nyatoh adalah pori-porinya
dominan bergabung dan berisi banyak tilosis, jari-jari satu ukuran dan rapat,
parenkim aksialnya tipe garis tangensial pendek dalam jarak yang tidak teratur;
kayu pisang putih: pori-pori dominan soliter, jari-jari dua ukuran jelas, parenkim
aksialnya garis tangensial panjang dalam jarak yang tidak teratur; sedangkan kayu
sepetir memiliki pori-pori soliter, jari-jari dua ukuran kurang jelas, parenkim
aksialnya tipe keliling pembuluh hingga aliform bentuk mata, dan memiliki
saluran antar sel dalam bentuk deretan tangensial panjang.
Rata-rata panjang serat dan tebal dinding seratnya masing-masing 1769 dan
3.61 μm (nyatoh), 1708 dan 5.51 μm (pisang putih), dan 1337 dan 3.39 μm
(sepetir). Rata-rata BJ, T/R-rasio, MOE, dan MOR berturut-turut adalah 0.42, 1.41,
72265 kg/cm2, dan 505 kg/cm2 (nyatoh), 0.37, 2.34, 78385 kg/cm2, dan 520
kg/cm2 (pisang putih), serta 0.32, 1.40, 53963 kg/cm2, dan 406 kg/cm2 (sepetir).
Berdasarkan PKKI tahun 1961, kayu nyatoh termasuk Kelas Kuat III, sedangkan
pisang putih dan sepetir masuk Kelas Kuat IV. Ketiga kayu yang diteliti memiliki
keawetan alami yang rendah (tidak awet). Hasil penelitian juga menunjukkan
bahwa teknik densifikasi yang diaplikasikan ternyata mampu meningkatkan nilai
BJ kayu dan memperbaiki daya serap air, namun tidak terhadap pengembangan
tebal. Dibandingkan kontrolnya, BJ kayu terdensifikasi meningkat sebesar 28.86‒
63.03%, daya serap air berkurang 12.80‒15.89%, sedangkan pengembangan tebal
meningkat 241‒557%. Secara umum BJ, daya serap air, dan pengembangan tebal
kayu-kayu terdensifikasi dipengaruhi oleh jenis kayu, tingkat pengurangan tebal,
dan pra-perlakuan yang diterapkan. Perlu dicari teknik peningkatan mutu lain
yang mampu memperbaiki nilai pengembangan tebal.
Collections
- MT - Forestry [1373]