Efisiensi Teknis Usahatani Kentang di Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan
View/ Open
Date
2019Author
Arifin, Ahsanah Mukarromah
Fariyanti, Anna
Tinaprilla, Netti
Metadata
Show full item recordAbstract
Konsumsi kentang pada tahun 2012 hingga tahun 2016 terus meningkat
dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 16 persen. Peningkatan konsumsi sebaiknya
juga harus disertai dengan pemenuhan kebutuhan konsumsi baik dari produksi
dalam negeri ataupun impor. Produksi kentang dari tahun 2012 hingga tahun 2016
cenderung mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 3.14
persen pada tahun 2012 hingga tahun 2016. Sementara itu, pertumbuhan impor
kentang juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2015 ke tahun 2016 tercatat
bahwa volume impor kentang meningkat sebesar 4.6 persen. Melihat kondisi ini
maka perlu untuk meningkatkan produksi kentang di berbagai wilayah Indonesia
agar impor dapat dikurangi dan kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi.
Produktivitas kentang di Kabupaten Gowa masih belum memenuhi target terjadi
karena produktivitas antar petani bervariasi sehingga ada kesenjangan(gap) antara
produktivitas yang seharusnya dihasilkan dengan produktivitas aktual.
Produktivitas erat kaitannya dengan efisiensi sehingga peningkatan efisiensi
teknis merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
produktivitas. Selain faktor input seperti benih; pupuk; pestisida; dan tenaga kerja,
ada pula faktor non input yang berpengaruh terhadap efisiensi yaitu kemampuan
manajerial petani. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk : (1)
Mendeskripsikan keragaman penggunaan input produksi kentang; (2)
Menganalisis efisiensi teknis kentang; (3) Menganalisis faktor yang
mempengaruhi efisiensi teknis kentang.
Penelitian dilakukan pada bulan November 2017 sampai dengan Januari 2018
di Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa. Data yang digunakan adalah
data primer melalui wawancara petani kentang di Kecamatan Tinggimoncong
Kabupaten Gowa dengan jumlah responden sebanyak 50 petani. Pendekatan Data
Envelopment Analysis (DEA) digunakan sebagai alat untuk menganalisis efisiensi
teknis dan analisis regresi Tobit digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap efisiensi teknis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata penggunaan input petani
responden yaitu benih sebanyak 1 166 kg/ha, pupuk organik sebanyak 13 886
kg/ha, pupuk kimia padat sebanyak 1 758 kg/ha, pestisida padat sebanyak 44.64
kg/ha, pestisida cair 21.47l/ha, dan tenaga kerja rata-rata adalah sebanyak 159
HOK. Sedangkan berdasarkan anjuran penyuluh pertanian penggunaan input
adalah sebesar 1-1.2 ton/ha untuk benih, 1050 kg/ha untuk pupuk kimia, dan 20
ton untuk pupuk organik. Tingkat efisiensi teknis petani sampel di Kabupaten
adalah sebesar 0.88(88 persen) dengan 27 orang petani responden dinyatakan
efisien secara teknis. Upaya peningkatan efisiensi teknis masih dapat dilakukan
dengan mengurangi penggunaan input.Faktor-faktor yang signifikan berpengaruh
terhadap efisiensi teknis usahatani kentang yaitu pendapatan di luar usahatani dan
akses kredit.
Collections
- MT - Economic and Management [2962]