Analisis Pengaruh Faktor Meteorologi dan Kebakaran Hutan dan Lahan terhadap Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Kota Pekanbaru
Abstract
Kota Pekanbaru menjadi salah satu wilayah yang terkena dampak kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau sehingga kualitas udara menurun. Hal ini berdampak pada kesehatan masyarakat, seperti penyakit ISPA. Penyakit ISPA juga dapat disebabkan oleh faktor meteorologi yang memengaruhi resistensi tubuh terhadap infeksi saluran pernapasan. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh faktor meteorologi dan kejadian kebakaran hutan dan lahan terhadap penyakit ISPA di Kota Pekanbaru. Metode yang digunakan yaitu analisis sebaran hotspot dan analisis arah angin menggunakan windrose. Data-data yang digunakan yaitu hotspot, hari tidak sehat, konsentrasi PM10, curah hujan, kelembaban relatif, suhu udara, dan kejadian ISPA yang dianalisis menggunakan analisis statistik yaitu regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di bulan Maret 2014 (jumlah hotspot terbanyak) arah angin bertiup dari lokasi kebakaran hutan dan lahan (Kab. Pelalawan dan Kab. Siak) menuju Kota Pekanbaru. Pada tahun 2014 kondisi kebakaran hutan dan lahan memengaruhi penurunan kualitas udara Kota Pekanbaru. Kejadian ISPA tahun 2014 dipengaruhi oleh PM10 dan faktor curah hujan sebesar 54%. Pada tahun 2017 diasumsikan kebakaran hutan dan lahan tidak memengaruhi kualitas udara. Kejadian ISPA tahun 2017 dipengaruhi oleh PM10, curah hujan, dan suhu udara sebesar 25%. Penyebab utama kejadian ISPA Kota Pekanbaru pada tahun 2014 adalah kualitas udara yang buruk akibat kebakaran hutan dan lahan, sedangkan penyebab utama kejadian ISPA Kota Pekanbaru tahun 2017 adalah faktor meteorologi dengan didukung faktor lain. Curah hujan yang cukup tinggi disertai suhu udara rendah dan faktor lain penyebab ISPA pada tahun 2017 menyebabkan kualitas udara cukup baik, tetapi memicu reaksi resistensi tubuh sehingga penyakit ISPA tetap terjadi.