Neraca Air pada Lahan Perkebunan Kelapa Sawit (Studi Kasus di PT Bumitama Gunajaya Agro, Kalimantan).
View/ Open
Date
2019Author
Kurniawan, Hilman
Wahjunie, Enni Dwi
Murtilaksono, Kukuh
Metadata
Show full item recordAbstract
Air sangat penting untuk setiap sektor kehidupan, baik untuk manusia,
hewan, dan tanaman. Air berperan sangat vital bagi tanaman karena dibutuhkan
dalam menunjang berbagai proses fisiologis di dalam sel dan jaringan tumbuhan.
Kekurangan air bagi tanaman akan mengakibatkan terganggunya pertumbuhan
tanaman. Salah satu penyebab kekurangan air bagi tanaman adalah terjadinya
fenomena kekeringan. Kekeringan merupakan salah satu permasalahan hidrologi.
Semakin cepat siklus hidrologi maka neraca airnya semakin dinamis. Analisis
neraca air sangat membantu dalam menyusun perencanaan di suatu lahan tertentu
termasuk dalam produksi kelapa sawit. Penelitian dengan tujuan untuk menetapkan
neraca air pada lahan kelapa sawit dilakukan pada berbagai jenis tanah yaitu
Inseptisol, Ultisol, dan Spodosol dengan pengaruh iklim yang berbeda. Neraca air
dianalisis dengan menggunakan metode Thornthwaite-Mather. Hasil penetapan
neraca air menunjukkan bahwa adanya perbedaan defisit pada lahan
kelapa sawit akibat perbedaan jenis tanah dan iklim. Perbedaan yang nyata terjadi
akibat adanya perbedaan ruang pori drainase antar jenis tanah dan curah hujan antar
area. Tanah Spodosol menunjukkan defisit air paling tinggi dibandingkan Inseptisol
maupun Ultisol. Hubungan curah hujan terhadap defisit air yang terjadi
menunjukkan korelasi yang negatif, yang berarti dengan semakin tingginya curah
hujan mengakibatkan defisit semakin rendah. Defisit maksimum di ketiga wilayah
terjadi pada saat el niño di tahun 2014 dan 2015. Hasil analisis regresi linear
berganda menunjukkan bahwa ruang pori drainase dan curah hujan berpengaruh
sangat nyata terhadap defisit pada taraf kepercayaan 99% dengan model: Defisit =
465,24 - 0,23CH + 6,60RPD; R = 0,83.