Tingkat Resistensi Relatif dan Kebugaran Wereng Batang Cokelat, Nilaparvata lugens Stål, dari Lima Lokasi Endemis terhadap Tiga Golongan Insektisida
View/ Open
Date
2019Author
Nurhidayat, Mochamad
Dadang
Ratna, Endang Sri
Metadata
Show full item recordAbstract
Wereng batang cokelat (WBC) atau Nilaparvata lugens Stål merupakan
salah satu hama utama pada tanaman padi di banyak negara termasuk Indonesia.
WBC memiliki siklus hidup yang pendek, mobilitas dan fekunditas tinggi serta
perkembangan strategi-r sehingga mudah beradaptasi dengan kondisi
lingkungannya. Serangan WBC dapat menyebabkan 70% kehilangan hasil atau
hopperburn jika tidak dikendalikan dengan benar. Insektisida banyak digunakan
oleh petani secara intensif untuk mengendalikan WBC sehingga dapat
menimbulkan resistensi.
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang tingkat
resistensi WBC dari limam lokasi terhadap tiga kelompok insektisida (Karawang
I, Karawang II, Pemalang, Indramayu, Cilacap) dan mempelajari kebugaran relatif
WBC setelah dipapar insektisida selama tiga generasi dengan menggunakan tiga
bahan aktif yang mewakili tiga golongan insektisida. Populasi WBC yang
digunakan pada penelitian ini terdiri atas populasi lapangan dan populasi
laboratorium. Insektisida uji yang digunakan pada penelitian ini meliputi
insektisida berbahan aktif pimetrozin (triazin), buprofezin (tiadiazin) dan
imidakloprid (neonikotinoid). Sepuluh petani diwawancara untuk mendapatkan
informasi insektisida yang digunakan untuk mengendalikan WBC dalam 2 sampai
5 tahun terakhir. Metode pengujian yang digunakan yaitu metode perlakuan pakan
(residu pada tanaman) yang sesuai dengan metode nomor 005 dari IRAC
(www.irac-online.org). Konsentrasi yang digunakan untuk pengujian sebanyak
enam tingkat konsentrasi yang berbeda dari insektisida uji yang diharapkan
mengakibatkan kematian serangga uji 0<X<100%. Konsentrasi yang digunakan
merupakan hasil uji pendahuluan. Konsentrasi insektisida uji dibuat dengan
mengencerkan formulasi insektisida uji pada volume tertentu dengan pengencer
air ditambah non ionic wetter dengan konsentrasi 0.03%. Bibit padi berumur 2-4
minggu setelah semai sebanyak 15-20 batang dimasukkan ke dalam gelas plastik
berdiameter 7 cm dan tinggi 7.3 cm. Media agar dimasak sesuai dengan petunjuk
pada kemasan dan dituang ke dalam gelas setelah suhu agar sekitar 37oC. Setelah
agar membeku, gelas kemudian dibalik dan dicelupkan sampai seluruh tanaman
terendam ke dalam masing-masing sediaan insektisida uji yang telah disiapkan
selama 10 detik. Gelas kemudian diangkat dan dikeringanginkan selama 10-15
menit, selanjutnya tanaman padi disungkup dengan kurungan plastik (diameter 7 x
tinggi 25 cm). Sebanyak 10 nimfa instar 5 diinfestasi ke dalam kurungan plastik
untuk pengujian pimetrozin, sedangkan 10 nimfa instar 3 digunakan untuk
pengujian insektisida buprofezin dan imidakloprid. Hubungan antara konsentrasi
insektisida dengan tingkat kematian larva serangga uji pada waktu-waktu
pengamatan tersebut dengan menggunakan analisis probit. Dari analisis probit
data tingkat kematian yang diperoleh dalam pengujian tersebut dapat ditentukan
LC50 masing-masing insektisida uji. Sebagai tolok ukur resistensi, digunakan
iii
nisbah resistensi (NR) yang dihitung dengan membandingkan LC50 populasi
lapangan dengan LC50 populasi standar. Populasi serangga yang berasal dari
lapangan dinyatakan telah resisten jika memiliki NR ≥ 4 dan dinyatakan terjadi
indikasi resistensi jika NR ≥ 1.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua WBC belum resisten terhadap
insektisida pimetrozin, imidakloprid dan buprofezin (NR <4). Populasi WBC dari
lima lokasi menunjukkan adanya indikasi resisten terhadap pimetrozin (1.02-2.60)
dan imidakloprid (1.08-1.81). Indikasi resisten terhadap buprofezin terjadi pada
populasi WBC dari Karawang I, Karawang II dan Pemalang (NR 1.06; 1.93; 1.13)
tetapi populasi WBC dari Indramayu dan Cilacap masih rentan (NR 0.78 dan
0.95). Pemaparan tiga jenis insektisida terhadap WBC populasi standar dilakukan
sebanyak tiga kali pada tiga generasi pada konsentrasi LC50 dan LC75
menunjukkan terjadinya pergeseran nisbah resistensi namun belum terjadi
resistensi. Pemaparan tiga jenis insektisida pada tiga generasi tidak memberikan
pengaruh yang berbeda terhadap fekunditas namun fertilitas menjadi lebih rendah.
Siklus hidup jantan pada perlakuan imidakloprid dan pimetrozin lebih singkat
(LC50) dibandingkan kontrol, sedangkan perlakuan buprofezin tidak memberikan
pengaruh yang berbeda nyata terhadap siklus hidup jantan dan betina.
Collections
- MT - Agriculture [3772]