Serangga yang Berasosiasi dengan Puru pada Beberapa Klon Eukaliptus di Gunung Mutis, Nusa Tenggara Timur
View/ Open
Date
2019Author
Safitri, Betari
Hidayat, Purnama
Buchori, Damayanti
Metadata
Show full item recordAbstract
Eucalyptus merupakan tanaman endemik Australia, Papua, dan Indonesia
bagian timur. Namun, tanaman tersebut saat ini sudah banyak ditanam di daerah
lain di seluruh dunia. Tanaman eukaliptus dapat dimanfaatkan kayunya, minyak,
karet, damar, dan sebagai tanaman hias. Banyak klon eukaliptus telah
dikembangkan dan ditanam sebagai hutan tanaman industri di Pulau Sumatera.
Klon eukaliptus umumnya berasal dari hibrida beberapa spesies seperti Eucalyptus
urophylla, E. grandis, E. pellita, E. alba, dll. Beberapa puru yang disebabkan oleh
serangga dikenal sebagai hama serius pada tanaman eukaliptus yang dapat
mengurangi kualitas dan kuantitas produksi kayu. Penelitian ini bertujuan
mengidentifikasi penyebab puru dan mendeskripsikan jenis puru pada beberapa
klon eukaliptus yang ditanam di Gunung Mutis, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2017 hingga Juli 2018. Sebanyak 855 bibit
yang terdiri dari 57 klon (15 tanaman per klon) ditanam di Gunung Mutis.
Pengamatan dilakukan dua minggu sekali. Bagian yang bergejala diamati secara
langsung bentuk, jumlah, letak, dan warna puru. Selain pengamatan mengenai jenis
puru yang terbentuk, pengamatan juga dilakukan terhadap intensitas infestasi,
penyebab puru dan parasitoidnya. Daun yang bergejala diambil pada akhir
pengamatan dan diletakkan di kantung plastik berklip untuk melihat serangga yang
keluar dari bentuk puru yang selanjutnya serangga tersebut diidentifikasi.
Identifikasi dilakukan di Laboratorium Biosistematika Serangga, Departemen
Proteksi Tanaman, IPB.
Puru adalah keadaan abnormal pada bagian tanaman karena adanya
pembengkakan pada jaringan tanaman. Hasil yang diperoleh dari penelitian
pengamatan puru adalah ditemukannya empat jenis puru yang terbentuk pada klon
selama pengamatan. Jenis puru yang diperoleh termasuk ke dalam jenis puru
tertutup. Puru terbentuk pada bagian daun dan ranting tanaman. Serangga yang
keluar dari puru, yaitu berasal dari Ordo Hymenoptera dan Ordo Diptera. Serangga
penyebab puru tersebut adalah Ophelimus sp. (Hymenoptera: Eulophidae),
Leptocybe invasa (Hymenoptera: Eulophidae), dan Fergusonina sp. (Diptera:
Fergusoninidae).
Jenis puru yang paling banyak banyak menginfestasi klon tanaman adalah
jenis puru daun bintil besar yang disebabkan oleh Fergusonina sp. (Diptera:
Fergusoninidae). Jenis puru daun bintil besar memiliki ciri-ciri bulat, berwarna
pink, bergerombol, dan menginfestasi bagian daun atau pucuk. Puru jenis ini
termasuk puru tertutup karena puru yang terbentuk pada bagian permukaan bawah
daun terdapat jaringan sel baru sehingga membentuk bulat dan berwarna pink
seperti bagian permukaan atas daun. Sedangkan jenis puru lain yang banyak
menginfestasi tanaman adalah jenis puru daun bintil kecil yang disebabkan oleh
Ophelimus sp. (Hymenoptera: Eulophidae). Selain pada daun, puru juga ditemukan
terbentuk pada bagian ranting tanaman yang disebabkan oleh Leptocybe invasa
(Hymenoptera: Eulophidae). Puru ranting hanya terbentuk pada klon C47 dan C48.
Ciri-ciri dari puru ranting ini adalah termasuk puru tertutup karena terdapat bentuk
bulat pipih di bagian yang berlawanannya pada bagian ranting. Jenis puru yang
iii
disebabkan oleh Ophelimus sp. (Hymenoptera: Eulophidae) mirip dengan puru
yang pernah dilaporkan di Sumatera, namun tiga jenis puru yang lainnya belum
dilaporkan di Indonesia.
Tingkat infestasi puru yang reltif tinggi terjadi pada dua klon, yaitu: C48, dan
C53. Terdapat 27 klon tanaman yang tidak terinfestasi oleh puru. Tiga jenis
parasitoid ditemukan selama pengamatan Eurytoma sp. pada Fergusonina sp. dan
Ophelimus sp., Bracon sp. pada Fergusonina sp., dan Megastigmus sp. pada
Ophelimus sp. Klon-klon tanaman yang tidak terserang puru merupakan kandidat
tanaman resisten yang dapat dikembangkan dalam upaya pengendalian hama puru.
Informasi tentang jenis parasitoid yang ditemukan sangat berharga untuk
pengembangan pengendalian hayati terhadap serangga penyebab puru di masa yang
akan datang.
Collections
- MT - Agriculture [3772]