Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konversi Lahan Sawah di Kabupaten Bogor
Abstract
Konversi lahan sawah tidak menguntungkan bagi pertumbuhan sektor
pertanian karena dapat menurunkan kapasitas produksi dan daya serap tenaga
kerja pertanian. Padahal, akibat pembangunan sektor non pertanian yang relatif
intensif dalam penggunaan kapital, sektor pertanian dituntut untuk menyediakan
lapangan kerja guna mengantisipasi pertumbuhan angkatan kerja. Konversi lahan
sawah juga sangat merugikan ketahanan pangan karena sekitar 55 persen
konsumsi kalori dan 45 persen konsumsi protein rumah tangga berasal dari beras.
Begitu pula sekitar 90 persen produksi beras nasional dihasilkan dari lahan sawah.
Beras merupakan komoditas penting dan strategis bagi Indonesia karena
merupakan makanan pokok dan sumber perolehan karbohidrat bagi lebih dari 200
juta penduduk Indonesia. Upaya pemerintah dalam diversifikasi pangan
tampaknya belum mampu mengubah preferensi penduduk terhadap beras.
Kabupaten Bogor memiliki perkembangan pembangunan yang cukup
pesat dan merupakan daerah penyangga kegiatan ekonomi kota-kota besar seperti
DKI Jakarta, Tangerang, dan Bekasi. Oleh karena itu, konversi lahan sawah di
Kabupaten Bogor cenderung meningkat, padahal dinilai dari segi aksesibilitasnya
yang strategis dengan daerah sekitar, Kabupaten Bogor memiliki peluang yang
cukup besar untuk pengembangan wilayah pertanian.
Secara umum konversi lahan sawah di Kabupaten Bogor selama periode
2000-2010 mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Luas lahan sawah yang
terkonversi dari tahun 2000 sampai tahun 2010 mencapai 2,520.40 hektar atau
229.13 hektar per tahun, dengan laju konversi 81.95 persen per tahun. Luas lahan
sawah di Kabupaten Bogor dari tahun 2000 sampai tahun 2010 terus mengalami
penurunan dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya
tren konversi lahan sawah ke penggunaan non sawah seperti untuk pembangunan
kawasan permukiman, kawasan perindustrian, infrastruktur, dan sebagainya.
Konversi lahan sawah yang terjadi telah mengubah luas lahan sawah di Kabupaten
Bogor yang pada tahun 2000 seluas 64,521.11 hektar menjadi 62,093.78 hektar
pada akhir tahun 2010.
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap konversi lahan sawah ke penggunaan non sawah dan
mengestimasi dampak ekonomi konversi lahan sawah di Kabupaten Bogor selama
periode 2001-2010. Pengambilan data sekunder dilakukan pada bulan Maret-Mei
2011 di Kantor Pemerintahan Kabupaten Bogor, Cibinong. Data yang digunakan
adalah data sekunder dari instansi terkait. Analisis data dilakukan dengan
mengestimasi model regresi linear berganda dan menganalisis kuantitas serta nilai
produksi yang hilang.
Berdasarkan hasil estimasi pada model regresi, variabel yang berpengaruh
nyata terhadap konversi lahan sawah di Kabupaten Bogor adalah jumlah
penduduk dan produksi padi sawah. Hal ini berdasarkan P-value uji t dari variabel
jumlah penduduk dan produksi padi sawah yang bernilai lebih kecil dari taraf α
sebesar 15 persen, yaitu 0.12 dan 0.11. Variabel yang tidak berpengaruh nyata
terhadap konversi lahan sawah adalah PDRB sektor bangunan dan harga GKG.
iv
Kedua variabel ini tidak signifikan pada taraf α sebesar 15 persen (P-value uji t =
0.29 dan 0.51 > taraf α = 0.15).
Dampak yang ditimbulkan dari adanya konversi lahan sawah adalah
berkurangnya jumlah produksi padi dan nilai produksi padi. Selama periode 2001-
2010 jumlah produksi padi yang hilang di Kabupaten Bogor adalah sebesar
27,395.42 ton sehingga dengan menggunakan harga gabah kering giling (GKG)
tahun dasar 2000 diperoleh nilai produksi padi yang hilang adalah sebesar
47,939.33 juta rupiah atau mencapai 48 miliar rupiah. Nilai elastisitas dari jumlah
penduduk dan produksi padi sawah terhadap konversi lahan sawah yaitu diperoleh
sebesar 2.52 dan -2.47.