Model Spasial Pendugaan Biomassa dan Karbon Mangrove di Indonesia
View/ Open
Date
2019Author
Rahadian, Aswin
Prasetyo, Lilik Budi
Setiawan, Yudi
Metadata
Show full item recordAbstract
Indonesia merupakan negara dengan luas mangrove terluas di dunia, yaitu
mencapai 3 juta ha, serta memiliki simpanan karbon yang tinggi dibandingkan
dengan ekosistem terestrial. Berdasarkan hal tersebut ekosistem mangrove
Indonesia berperan penting dalam upaya mitigasi perubahan iklim. Informasi
tentang distribusi spasial dan model penduga biomassa dan karbon berbasis
penginderaan jauh di wilayah Indonesia belum sepenuhnya diadopsi dalam
metodologi perhitungan karbon yang establish pada konteks skema perdagangan
karbon maupun valuasi jasa lingkungan. Pengembangan model penduga karbon
berbasis data penginderaan jauh diharapkan menjadi suatu metodologi perhitungan
karbon yang dapat diaplikasikan secara akurat, kredibel, konsisten, lengkap,
transparan, dan dapat diperbandingkan untuk memonitor neraca karbon. Instrumen
karbon penting dalam merancang strategi yang berfokus pada upaya mitigasi
perubahan iklim dan pengambilan keputusan. Tujuan penelitian ini adalah
memetakan distribusi spasial vegetasi mangrove Indonesia, membangun model
spasial untuk menduga dan mengkuantifikasi simpanan biomassa dan karbon atas
permukaan mangrove, dan menganalisis strategi pengelolaan ekosistem mangrove
dalam upaya mitigasi perubahan iklim.
Berdasarkan hasil analisis spasial luas vegetasi mangrove Indonesia pada
tahun 2017 seluas 3,156,744.78 ha yang terdistribusi di 7 region, mangrove terluas
ditemukan di Region Papua seluas 1,400,044.83 ha (44.35%), selanjutnya
Kalimantan 673,762.64 ha (21.34%), Sumatera 638,319.48 ha (20.22%), Maluku
234,558.95 ha (7.43%), Sulawesi 129,790.77 ha (4.11%), Jawa 46,019.44 ha
(1.46%), Bali-Nusa Tenggara 34,248.66 ha (1.08%) dengan overall accuracy (OA)
93.33% dan kappa accuracy (KA) sebesar 82.04%. Model spasial pendugaan
biomassa atas permukaan (AGB) dibangun berdasarkan peubah bebas band Red,
Green, Blue, NIR, SWIR-1, NDVI, DVI, RDVI, SR, dan TDVI dari citra satelit
LANDSAT 8 OLI, serta HH, HV, HH/HV dari citra satelit ALOS PALSAR-2.
Model terpilih adalah persamaan AGB = 0.0003exp18.359 NDVI. Hasil ekstrapolasi
model menghasilkan total AGB untuk seluruh mangrove Indonesia sebesar 3.8 Gt
(1.8 GtC) dan total simpanan karbon ekosistem mangrove 5.2 GtC dan rata-rata
AGB untuk seluruh region Indonesia sebesar 407.15 ton/ha (191.36 tonC/ha).
Prioritas alternatif strategi pengelolaan ekosistem mangrove diantaranya
adalah sinergi kerjasama institusi dan lembaga lintas sektoral, rangkaian aksi yang
simultan pembuatan dokumen nasional, penguatan kebijakan perlindungan
ekosistem mangrove, penguatan kebijakan pembangunan rendah karbon,
singkronisasi kebijakan lintas sektor, pemberian insentif kepada para pihak yang
berkontribusi dalam upaya mitigasi, peningkatan kerjasama institusi lembaga
dalam keterbukaan data, pelibatan swasta dalam pengumpulan informasi dan data,
peningkatan kapasitas baik di sektor pemerintah maupun swasta, keterbukaan data
antar unit pelaksana teknis, penguatan kapasitas sumberdaya manusia di daerah,
serta pembangunan berwawasan lingkungan.