Tingkat Kebiasaan Makan Lalapan Masyarakat Sunda, Hubungannya dengan Asupan dan Kadar β-Karoten, serta Persepsi Kualitas Kulit.
View/ Open
Date
2019Author
Amrinanto, Ahmad Hisbullah
Hardinsyah
Palupi, Eny
Metadata
Show full item recordAbstract
Salah satu kearifan budaya makan di Indonesia yang masih ada hingga sekarang adalah budaya makan lalapan masyarakat Sunda. Masyarakat Sunda percaya konsumsi lalapan mampu meningkatkan kehalusan dan kelembutan kulit mereka. Lalapan merupakan sayur-sayuran yang mengandung β-karoten yang berperan dalam mengatur kualitas kulit. Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui mengetahui tingkat kebiasaan makan lalapan pada masyarakat Sunda, hubungannya dengan asupan dan kadar β-karoten, serta persepsi kualitas kulit.
Penelitian cross sectional ini dilakukan di desa Gunung Malang dan desa Leuweung Kolot, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sekitar 30 wanita Sunda sehat dengan usia antara 30-49 tahun dipilih secara purposive dan diukur berat dan tinggi badan mereka. Mereka diwawancarai mengenai budaya makan lalapan, kebiasaan makan lalapan, persepsi kualitas kulit setelah mengonsumsi lalapan, dan konsumsi lalapan menggunakan semi quantitative food frequency questionnaire (SQ-FFQ) selama satu bulan terakhir. Sekitar 30% dari total subjek dipilih untuk dianalisis kadar β-karoten darah mereka. Hubungan antar variabel dianalisis menggunakan uji rank spearman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis lalapan daun yang banyak dikonsumsi adalah kubis/kol untuk lalapan segar dan daun singkong untuk lalapan yang diolah. Sementara itu, untuk lalapan buah yang banyak dikonsumsi adalah ketimun dan buncis untuk lalapan segar dan yang diolah. Sebagian besar alasan masyarakat Sunda mengonsumsi lalapan adalah karena lalapan mampu membuat makanan menjadi lebih enak (98.33%) dan manfaat yang paling banyak dirasakan adalah lalapan mampu meningkatkan nafsu makan mereka (95.00%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 61.67% biasa makan lalapan ≥3 kali perminggu dan 51.67% subjek merasakan manfaat pada kulit mereka setalah mengonsumsi lalapan. Hasil penelitian juga menunjukkan terdapat hubungan positif antara tingkat kebiasaan makan lalapan dengan asupan β-karoten kadar β-karoten darah, dan persepsi kualitas kulit serta terhadapat hubungan yang positif antara asupan β-karoten dengan persepsi kualitas kulit. Kebiasaan dan budaya makan lalapan merupakan kearifan lokal budaya di Masyarakat Sunda yang dapat meningkatkan asupan zat gizi khususnya β-karoten yang bermanfaat bagi kesehatan.
Collections
- MT - Human Ecology [2255]