Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97315Full metadata record
| DC Field | Value | Language |
|---|---|---|
| dc.contributor.advisor | Winarsih, Wiwin | - |
| dc.contributor.advisor | Murtini, Sri | - |
| dc.contributor.author | Ponnuthurai, Gowri Gayathri | - |
| dc.date.accessioned | 2019-05-13T07:38:34Z | - |
| dc.date.available | 2019-05-13T07:38:34Z | - |
| dc.date.issued | 2019 | - |
| dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97315 | - |
| dc.description.abstract | Myostatin (MSTN) atau growth and differentiation factor-8, merupakan regulator negatif pertumbuhan otot. Hilangnya fungsi MSTN dapat menyebabkan hipertrofi dan hiperplasia pada otot ayam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui histopatologi otot dada ayam sentul yang memiliki maternal antibodi antimyostatin. Induk betina sebanyak 38 ekor dan 13 ekor jantan dibagi dalam 3 kelompok yaitu kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan (CON) , kelompok yang disuntik dengan Keyhole Limpet Hemocyanin (KLH) dosis 1 mg/ ekor (KLH) dan kelompok yang disuntik dengan protein myostatin yang dikonjugasi dengan KLH dosis 1 mg/ekor (MST). Penyuntikan dilakukan saat ayam umur 6 bulan dan penyuntikan diulang 2 kali dengan interval masing- masing 3 minggu, rute penyuntikan intramuskular. Masing-masing kelompok indukan betina dikandangkan dengan indukan jantan. Telur yang dihasilkan selama periode bertelur diteteskan sehingga diperoleh anak ayam. Anak ayam dikelompokkan sesuai kelompok indukannya yaitu kelompok CON, KLH dan MST serta dipelihara hingga umur 12 minggu. Anak ayam dari masing-masing kelompok pada umur 12 minggu dipotong dan diambil otot dadanya. Otot dada atas dan bawah dibuat sediaan histologi dengan pewarnaan Hematoksilin - Eosin. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa anak ayam asal induk yang disuntik protein myostatin memiliki diameter serabut otot lebih besar secara signifikan dibandingkan anak ayam dari induk yang tidak diberi perlakuan maupun disuntik KLH. Hasil tersebut menunjukkan bahwa anak ayam yang memiliki antibodi maternal anti-myostatin memiliki otot dada dengan diameter yang lebih besar. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan antibodi maternal anti myostatin pada anak ayam dapat menghambat kerja protein myostatin sehingga menyebabkan otot dada anak ayam tersebut mengalami hipertropi. | id |
| dc.publisher | Bogor Agricultural University (IPB) | id |
| dc.subject.ddc | Animal Pathology | id |
| dc.subject.ddc | Myostatin Protein | id |
| dc.subject.ddc | 2018 | id |
| dc.subject.ddc | Bogor-Jawa Barat | id |
| dc.title | Histopatologi Otot Dada Ayam Sentul Yang Memiliki Antibodi Maternal Anti-Myostatin. | id |
| dc.subject.keyword | Ayam sentul | id |
| dc.subject.keyword | Antibodi maternal Anti-myostatin | id |
| dc.subject.keyword | Hipertrofi otot | id |
| dc.subject.keyword | myostatin | id |
| Appears in Collections: | UT - Veterinary Clinic Reproduction and Pathology | |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| B19ggp.pdf Restricted Access | Full Text | 7.87 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.