Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/93264
Title: Produksi Inokulum Fungi Mikoriza Arbuskula dengan Sistem Hidroponik
Authors: Budi, Sri Wilarso
Mansur, Irdika
Megawati, Kartika
Issue Date: 2018
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Fungi mikoriza arbuskula (FMA) merupakan kelompok fungi yang tergolong dalam filum Glomeromycota, bersifat simbion obligat yang harus hidup secara simbiosis dengan tanaman. FMA berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman hutan, tanaman pertanian dan hortikultura, menstabilkan ekosistem dan pemulihan degradasi lahan. FMA digunakan sebagai inokulum dalam bentuk spora, akar yang terinfeksi FMA dan potongan hifa fungi mikoriza. Sistem nutrient film technique (NFT) merupakan kultur larutan nutrisi, akar tanaman tumbuh didalam larutan nutrisi atau udara. Teknik produksi inokulum dengan sistem hidroponik merupakan langkah awal produksi inokulum akar FMA agar inokulum dapat diproduksi secara massal dan praktis. Penelitian terdiri atas tiga percobaan yang memiliki keterkaitan yaitu (1) produksi inokulum FMA dengan sistem hidroponik, (2) penyimpanan inokulum akar FMA, (3) uji keefektifan inokulum akar pada tanaman sorgum (Sorghum bicolor) dan jati (Tectona grandis). Produksi inokulum akar dengan sistem hidroponik menggunakan metode Nutrient Film Technique (NFT). Empat jenis tanaman yang diuji adalah kudzu (Pueraria javanica), kangkung (Ipomoea aquatica), tomat (Lycopersicon esculentum L.), sengon (Falcataria moluccana). Inokulum FMA yang digunakan adalah inokulum campuran, Glomus clarum, dan Acaulospora sp.. Inokulum akar FMA hasil produksi disimpan selama dua minggu pada suhu ruang dan suhu lemari pendingin (5°C). Inokulum akar FMA hasil produksi diuji efektivitasnya pada tanaman sorgum dan jati. Jenis FMA yang diuji dapat mengkoloni akar tanaman kudzu, kangkung, tomat dan sengon. Pemberian FMA pada berbagai jenis tanaman yang berbeda memberikan respon yang berbeda terhadap persentase kolonisasi. Kemampuan FMA menginfeksi akar 8 minggu setelah tanam menghasilkan kolonisasi tergolong sedang dan rendah. Inokulum akar bermikoriza dapat dijadikan sebagai sumber inokulum untuk pertumbuhan bibit sorgum dan jati. Inokulum akar segar lebih baik dibandingkan inokulum akar simpan suhu ruang dan inokulum akar simpan suhu lemari pendingin (5°C). Penyimpanan inokulum akar suhu ruang dan suhu lemari pendingin (5°C) selama dua minggu menurunkan efektivitas inokulum. Tipe inokulum akar campuran dan inokulum akar Acaulospora sp. memberikan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan inokulum akar G. clarum.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/93264
Appears in Collections:MT - Forestry

Files in This Item:
File SizeFormat 
2018kme.pdf
  Restricted Access
18.69 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.