Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/165221
Title: Pengelolaan Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) di PG Madukismo, PT Madubaru Yogyakarta dengan Aspek Khusus Perbedaan Rendemen Kebun dan Emplasemen
Other Titles: 
Authors: Lubis, Iskandar
Purwono
Rachmadan, Mohamad Pandu Agung
Issue Date: 2025
Publisher: IPB University
Abstract: Rendahnya produksi gula dapat disebabkan oleh rendahnya bobot tebu saat panen dan penurunan rendemen tebu, yang dipengaruhi oleh faktor seperti pemupukan yang tidak optimal, batang tebu yang masih muda, usia tebang yang terlalu cepat, dan serangan hama. Kehilangan gula selama tahapan produksi, termasuk saat tebang hingga giling, dapat mencapai 25% karena berbagai masalah terkait lamanya waktu menunggu tebu sebelum digiling. Tujuan magang secara umum meningkatkan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan mahasiswa dalam memahami proses kerja di perkebunan tebu, serta secara khusus menganalisis perbedaan rendemen tebu dari kebun Bantul dan Sleman hingga tiba di PG Madukismo, PT Madubaru, Yogyakarta. Pengukuran brix dilakukan pada tebu dari empat kebun di Kabupaten Bantul dan enam kebun di Kabupaten Sleman, dengan mengamati truk pengangkut tebu yang membawa sampel tebu dari masing-masing kebun, di mana setiap truk mengangkut satu ikat tebu sampel, diukur brix-nya saat di kebun dan di emplasemen. Durasi penebangan tebu hingga tiba di emplasemen pabrik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai rendemen hitung. Rendemen rata-rata pada kebun Bantul lebih tinggi daripada kebun Sleman, namun nilai keduanya masih rendah karena pengamatan dilakukan pada awal musim panen.
The low sugar production can be attributed to the low weight of sugarcane at harvest and the decrease in sugarcane yield, which influenced by some factors such as suboptimal fertilization, immature sugarcane stalks, premature harvesting, and pest infestations. Sugar loss during the production stages, including from harvesting to milling, can reach up to 25% due to various issues related to the waiting time of sugarcane before milling. The internship's objective in general is to enhance students' knowledge, experience, and skills in understanding the workings of sugarcane plantations; and particularly to analyze the differences in sugarcane yield from the Bantul and Sleman plantations to its arrival at PG Madukismo, PT Madubaru, Yogyakarta. Brix measurements were conducted on sugarcane from four plantations in Bantul and six plantations in Sleman, by observing sugarcane transport trucks carrying samples from each plantation, where each truck transported one bundle of sugarcane samples, and their brix levels were measured at the plantation and at the emplacement. The duration from sugarcane cutting to arrival at the factory's emplacement did not significantly affect the calculated yield value. The average yield in Bantul plantations is higher than in Sleman plantations, but both values remained low as observations were made at the beginning of the harvesting season.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/165221
Appears in Collections:UT - Agronomy and Horticulture

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
cover_A24190137_039258aadb02498e9996419050726d1a.pdfCover1.53 MBAdobe PDFView/Open
fulltext_A24190137_27ec32837f0942fdae6f27ce66f225ef.pdf
  Restricted Access
Fulltext4.68 MBAdobe PDFView/Open
lampiran_A24190137_e00c3bebe06c4657ac359a1bc762d01b.pdf
  Restricted Access
Lampiran2.93 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.