Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/160850
Title: Respon Morfofisiologi dan Produksi Padi IPB 9G terhadap Aplikasi Pupuk Organik dan Hayati
Other Titles: Response of Morphophysiologycal and Yield of IPB 9G Rice to The Application of Organic and Biofertilizer
Authors: Lubis, Iskandar
Ghulamahdi, Munif
Manullang, Frisca Anggriani
Issue Date: 2025
Publisher: IPB University
Abstract: Padi gogo merupakan tanaman yang dibudidayakan di lahan kering. Usahatani lahan kering dihadapkan pada kondisi lahan yang memiliki banyak keterbatasan, air terbatas, kesuburan tanah rendah dan produktivitas yang rendah. Pupuk anorganik yang digunakan secara berlebihan tanpa penambahan pupuk organik dapat menyebabkan ketidakseimbangan unsur hara dalam tanah, kerusakan struktur tanah, dan penurunan jumlah mikroorganisme tanah karena rendahnya bahan organik di tanah, sehingga perlu penerapan teknologi yang lebih tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan pupuk organik dan hayati dengan kombinasi dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi IPB 9G. Penelitian dilaksanakan di Rumah Plastik Kebun Percobaan Cikabayan, Bogor pada bulan Februari-Juni 2024. Percobaan disusun menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dua faktor. Faktor pertama adalah dosis pupuk NPK terdiri atas dua taraf yaitu: 100% NPK (112,5 N kg ha-1, 36 P kg ha-1, 60 K kg ha-1) dan 50% NPK (56,25 N kg ha-1, 18 P kg ha-1, 30 K kg ha-1) Faktor kedua adalah pupuk organik dan hayati terdiri atas lima taraf yaitu: Azotobacter sp, Azotobacter sp + Pseudomonas sp, asam humat 30 kg ha-1, PGPR 10 g l-1, dan Azotobacter sp + Pseudomonas sp + PGPR + asam humat. Faktor pertama pemupukan, dimana pemupukan P dan K diberikan pada saat tanam dan N diberikan dua kali yaitu pada saat tanam setengah dosis dan setengah dosis pada saat enam mingu setelah tanam. Faktor kedua pupuk organik dan hayati, dimana aplikasi Azotobacter sp dan Azotobacter sp + Pseudomonas sp diberikan sebanyak 3 kali aplikasi. Aplikasi pertama pada saat perendaman, 1, dan 2 minggu setelah tanam. Asam humat diaplikasikan pada saat tanam. PGPR diaplikasikan pada saat perendaman benih. Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali, sehingga terdapat 30 satuan percobaan. Setiap satu percobaan terdiri atas 8 tanaman sehingga diperoleh 240 unit amatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis pupuk NPK 100% rekomendasi dan 50% rekomendasi tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan, dan bobot kering akar, laju fotosintesis, dan laju pertumbuhan tanaman. Volume akar tertinggi dicapai dengan dosis NPK 100% yang dikombinasikan dengan aplikasi PGPR. Kombinasi Azotobacter, Pseudomonas, asam humat, dan PGPR memberikan bobot kering tajuk tertinggi pada fase panen. Kandungan nitrogen dan fosfor pada daun tetap optimal pada semua perlakuan, menunjukkan bahwa nutrisi tanaman tercukupi baik pada dosis NPK 50%. Tidak ada perbedaan signifikan pengaruh perlakuan dosis pupuk NPK dan aplikasi pupuk organik dan hayati terhadap jumlah malai per rumpun, pajang malai, bobot 1000 butir, bobot gabah per rumpun. Namun, terdapat interaksi antara perlakuan dosis pupuk NPK dan aplikasi pupuk organik dan hayati terhadap jumlah gabah hampa per malai, jumlah gabah total per malai, dan persentase gabah hampa per malai.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/160850
Appears in Collections:MT - Agriculture

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
cover_A2502222042_d9c94bf1fe6441e98aa0b118e0079778.pdfCover862.43 kBAdobe PDFView/Open
fulltext_A2502222042_0402162e760f4d63890acf21da7f9dd5.pdf
  Restricted Access
Fulltext1.27 MBAdobe PDFView/Open
lampiran_A2502222042_fb5c0dbe925848ef8a8898bbafbe806a.pdf
  Restricted Access
Lampiran447.33 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.