Kajian Altenatif Pembiayaan Armada Pesawat Boing 777-200 Extended Range Di Pt. Garuda Indonesia

Abstract

Kemunduran kinerja Garuda mulai 1993 sampai dengan 1998 disebabkan banyak faktor, puncaknya pada krisis ekonomi yang melanda ASIA. Indonesia terkena dampak paling berat pada sektor ekonomi, karena beban hutang luar negerinya. Manajemen baru Garuda menjelang berakhirnya Rencana Jangka Panjang Perusahaan tahun 1999, membuat Program Penyelamatan PT Garuda 1998-2003, dengan melakukan tahapan Konsolidasi, Rehabilitasi dan Titik balik di tahun 2000, selanjutnya tahun 2003 mencapai tahap Pengembangan perusahaan dengan perluasan pasar dan produk. Dengan bertambah ketatnya persaingan baik dalam negeri maupun pasar Internasional, perlu dukungan alat produksi yang mampu bersaing, sebagai tindak lanjut dari program efesiensi dengan mengganti armada lama yang sudah berumur dengan armada baru yang diinginkan oleh pasar dan efisien bahan bakar. Program konsolidasi dibidang finansial diantaranya restrukturisasi hutang luar negeri. Oleh karena itu yang dapat dilakukan adalah membuat kajian bagaimana pendanaan pengadaan pesawat yang paling baik dilihat dari situasi internal, terutama yang berkaitan dengan kemampuan finansial perusahaan.